Mengapa Semakin Banyak Orang Menghafal Al-Qur’an Sebulan?

Mengapa Semakin Banyak Orang Menghafal Al-Qur’an Sebulan?

17 October 2017 Artikel 0

Banyak orang penasaran mengapa program Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional. Program ini sedemikian efektif dan efisien dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an Sebulan di Indonesia. Tidak heran apabila kemudian diikuti oleh beberapa negara tetangga. Mengapa Semakin Banyak Orang Menghafal Al-Qur’an Sebulan?

Fakta mencengangkan bahwa semakin hari semakin banyak para calon penghafal Al-Qur’an membuka website www.hafalquransebulan.com. Karena di website ini Alhamdulillah dibuka lebar-lebar mengenai tips dan rahasia resep keberhasilan program karantina tahfizh sebelum akhirnya calon peserta memutuskan untuk ikut karantina tahfizh yang setiap bulan sekali dibuka diikuti biasanya oleh 130-an peserta lebih, atas izin Allah Subhanahu Wata’ala.

Ikhtiar yang kami lakukan terhadap peserta Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional diantaranya yaitu memenuhi seluruh Neuro Logical Levels (NLL) dikembangkan oleh Robert Dilts berdasarkan pemikiran awal dari Gregory Bateson. NLL ini berguna sekali dipakai sebagai model dalam menerapkan berbagai teknik NLP.

Anda tidak perlu terlalu pusing dengan istilah-istilah NLP dan NLL. Cukup daftar karantina tahfizh dan mengikuti kegiatannya maka NLL tersebut dapat Anda rasakan aplikasinya sebagai berikut:

Hafal Quran Sebulan Neuro Logical Level NLL

  1. Purpose (Level Spiritual)

Para peserta karantina tahfizh diarahkan mengenai suatu keyakinan berdasarkan dalil dan hadits yang shahih bahwa untuk siapa Anda menghafal Alquran?…

Ketika niat peserta sudah sejalan dengan Level Spiritual ini maka akan menjadi puncak penyemangat hidupnya untuk menjalani proses menghafal Al-Qur’an.

  1. Identity (Identitas)

Mengenal diri sendiri mengenai siapa saya?… Oh saya adalah penghafal Al-Quran yang setiap hari menambah atau muraja’ah hafalan Al-Qur’an. Jika seseorang yang telah menghafal Al-Qur’an tidak melabelkan dirinya sebagai penghafal Al-Qur’an maka kemungkinan besar sudah tidak menghafal Al-Qur’an lagi. Namun jika seseorang berhasil mengenal dirinya sendiri sebagai penghafal Al-Quran maka akan memiliki tanggung jawab untuk menghafal dan muraja’ah hafalan Al-Qur’an.

  1. Value and Beliefs (Nilai-nilai dan keyakinan)

Para peserta memahami nilai-nilai keutamaan yang akan didapatkan dari menghafal Al-Qur’an. Keyakinan-keyakinan apa yang mendasari seseorang melakukan sesuatu yang dalam hal ini aktivitas menghafalkan Alquran 30 Juz target sebulan dan muraja’ah seumur hidup.

Pembahasan ini diuraikan lebih panjang dibandingkan dengan metode menghafal Al-Qur’an. Sebab pada bagian ini menjadi dasar bagi penentuan sikap/attitude dalam proses menghafal Al-Qur’an.

  1. Capability (Kemampuan)

Bagaimana cara menghafal Al Quran Sebulan sehingga dimampukan untuk menghafal Al-Quran dengan maksimal.

Di Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional Anda akan dilatih kemampuan berikut ini:

1) Tahsin Tilawah Tuntas

2) SOP Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional

3) Teknik Pengkondisian Psikologis, Hypnosis Memorizing Qur’an

4) Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

  1. Behaviour (Perilaku)

Selama di Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional perilaku dan pikiran apa yang terlihat oleh orang lain selama proses menghafal Al-Qur’an. Pada bagian ini menjawab apakah prosesnya betul-betul dilakukan sesuai dengan pembekalan dalam aspek Capability atau belum maksimal?

  1. Environment (Lingkungan)

Pengkondisian lingkungan agar mendukung program menghafal Al-Qur’an yaitu dengan sistem Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang sudah didesain sedemikian rupa tempat, waktu dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga peserta mampu mendapatkan manfaat yang maksimal sesuai dengan potensinya.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security