Strategi Mengoptimalkan Hafalan Al-Quran dengan Ziyadah dan Muraja’ah

Hafal Quran Sebulan

Strategi Mengoptimalkan Hafalan Al-Quran dengan Ziyadah dan Muraja’ah

21 April 2024 Artikel 0

Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional di Kuningan, Jawa Barat, para santri mengejar cita-cita mulia menghafal Al-Quran dengan semangat dan dedikasi. Dalam lingkungan yang mendukung ini, Ziyadah dan Muraja’ah menjadi dua konsep penting yang diadopsi untuk memastikan bahwa setiap kata Al-Quran tidak hanya dihafal tetapi juga dipahami dan dipertahankan dengan baik.

Artikel ini akan membahas lebih jauh tentang kedua metode ini, menjelajahi bagaimana mereka saling melengkapi dan manfaat integral mereka bagi para penghafal Al-Quran di lingkungan yang kondusif seperti Pondok Pesantren Karantina Tahfizh.

Apa Itu Ziyadah?

Ziyadah dalam konteks penghafalan Al-Quran merujuk pada proses menambah hafalan baru. Ini adalah fase di mana seorang hafiz atau hafizah mempelajari ayat-ayat baru untuk ditambahkan ke dalam hafalan yang sudah ada. Ziyadah adalah tentang pertumbuhan dan ekspansi; ini adalah fase di mana hafalan berlangsung dan pengetahuan Al-Quran diperluas. Setiap sesi Ziyadah biasanya diikuti dengan latihan intensif untuk memastikan bahwa ayat baru tersebut benar-benar terhafal dengan baik.

Pentingnya Muraja’ah

Muraja’ah adalah proses mengulang dan merevisi hafalan Al-Quran yang sudah ada. Artinya secara harfiah adalah “kembali berulang-ulang”. Ini adalah teknik yang digunakan oleh para hafiz untuk memelihara dan memperkuat hafalan yang telah mereka capai. Melalui Muraja’ah, hafalan Al-Quran dipertahankan dan kesalahan yang mungkin telah terjadi selama proses Ziyadah dapat diperbaiki. Proses ini memastikan bahwa hafalan tetap segar dan akurat dalam ingatan jangka panjang.

Jagalah Hafalan Al-Qur’an

عن أَبي موسى – رضي الله عنه -، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( تعاهدوا هَذَا القُرْآنَ ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أشَدُّ تَفَلُّتاً مِنَ الإبلِ فِي عُقُلِهَا )) متفقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Hafalkanlah (dan rutinkanlah) membaca Al-Qur’an. Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang lepas dari ikatannya.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Hadits di atas bertujuan supaya kita menjadi rajin menjaga hafalan dengan membacanya dengan rutin. Jika terus mengulangi hafalan dengan rutin membaca, maka hafalan akan terus menancap dalam hati karena hafalan Al-Qur’an itu cepat lebih lepas daripada ikatan unta. Hadits ini mengandung pesan mendalam tentang menjaga hafalan Al-Qur’an. Ibarat unta yang perlu diikat dan dirawat, hafalan Al-Qur’an pun membutuhkan usaha dan komitmen untuk menjaganya.

Berikut beberapa poin bijaksana yang dapat diambil dari hadits ini:

●      Hafalan Al-Qur’an adalah anugerah yang mulia. Menghafal Al-Qur’an merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan Kitab Suci-Nya. Menjaganya adalah bentuk rasa syukur dan tanggung jawab.

●      Membaca dan mengulang hafalan secara rutin adalah kunci utama. Semakin sering kita membaca dan mengulang hafalan, semakin kuat ingatan kita terhadap ayat-ayat Al-Qur’an.

●      Menjaga hafalan membutuhkan dedikasi dan keteguhan. Tidak mudah untuk selalu konsisten dalam membaca dan mengulang hafalan. Diperlukan tekad yang kuat dan keteguhan iman untuk menjaganya.

●      Hafalan Al-Qur’an bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga kualitas. Bukan hanya seberapa banyak ayat yang dihafal, tetapi juga seberapa baik pemahaman dan pengamalannya dalam kehidupan.

●      Menjaga hafalan Al-Qur’an adalah amal jariyah yang pahalanya berlipat ganda. Setiap huruf Al-Qur’an yang dihafal dan dijaga akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di akhirat kelak.

Bagaimana Ziyadah dan Muraja’ah Bekerja Bersama?

Ziyadah dan Muraja’ah saling melengkapi dalam siklus belajar Al-Quran. Sementara Ziyadah memungkinkan penambahan materi baru ke dalam memori, Muraja’ah memastikan bahwa apa yang telah dihafal tetap kokoh dan tidak terlupakan. Idealnya, sesi Ziyadah diikuti oleh periode Muraja’ah yang intensif. Hal ini membantu meminimalisir kehilangan informasi dan memperkuat hafalan sebelum ayat baru ditambahkan. Oleh karena itu, keseimbangan antara kedua proses ini sangat penting dalam memastikan keberhasilan dalam menghafal Al-Quran.

Manfaat Mengimplementasikan Ziyadah dan Muraja’ah

Mengadopsi pendekatan Ziyadah dan Muraja’ah dalam menghafal Al-Quran menawarkan beberapa manfaat signifikan:

  1. Kemampuan Hafalan yang Lebih Kuat: Sistematisasi hafalan membantu dalam memperkuat memori dan mengurangi kemungkinan lupa.
  2. Keakuratan dan Kualitas: Muraja’ah yang rutin memungkinkan penghafal untuk memperbaiki kesalahan dan memahami makna lebih dalam dari ayat-ayat yang dihafal.
  3. Fleksibilitas dalam Pembelajaran: Dengan Ziyadah, penghafal dapat terus bertumbuh dalam pengetahuan mereka, sementara Muraja’ah memberi mereka kepercayaan bahwa hafalan mereka kuat.

Tantangan dan Strategi di Karantina Tahfizh Al-Quran

Meskipun manfaatnya banyak, proses Ziyadah dan Muraja’ah bisa menantang. Beberapa hafizh mungkin merasa sulit untuk mengatur waktu antara mempelajari ayat baru dan mengulangi yang lama. Strategi yang efektif adalah menggunakan jadwal yang baik diatur yang menyeimbangkan kedua aktivitas ini. Selain itu, menggunakan berbagai metode belajar, seperti mendengarkan rekaman ayat, membaca dengan lantang, dan mengulang dalam shalat, dapat membantu memperkuat hafalan.

Menerapkan Ziyadah dan Muraja’ah di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional tidak hanya meningkatkan kemampuan hafalan para santri tetapi juga memperkuat pemahaman mereka tentang makna-makna mendalam di balik ayat-ayat yang dihafal. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedua teknik ini dalam membantu santri tidak hanya menjadi penghafal Al-Quran tetapi juga pembawa dan penerus ajaran-ajaran Islam yang otentik dan berakar kuat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Di sini, Ziyadah dan Muraja’ah tidak hanya menjadi alat untuk memori tetapi juga jembatan yang menghubungkan hafalan dengan kehidupan nyata, membawa Al-Quran lebih dekat ke hati dan tindakan mereka.

Melibatkan makna dari ayat-ayat Al-Quran yang dihafalkan merupakan upaya seumur hidup karena Al-Quran tidak akan habis keilmuannya walaupun dikaji terus menerus sejak turunnya sampai hari kiamat.

Kesimpulan dan Doa

Ziyadah dan Muraja’ah adalah fondasi dari sukses dalam penghafalan Al-Quran. Keduanya tidak hanya penting secara individu tetapi juga dalam cara mereka saling mendukung untuk membangun pemahaman yang kuat dan hafalan yang tahan lama dari Al-Quran. Dengan mengadopsi kedua metode ini secara efektif, para hafiz dapat memastikan bahwa kata-kata suci Al-Quran tidak hanya dihafal tetapi juga terpelihara dalam hati dan pikiran mereka untuk waktu yang lama.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua untuk senantiasa ziyadah dan atau muraja’ah hafalan Al-Quran dengan konsisten, Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Informasi dan Pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security