12 Kaidah Menghafal Al-Qur’an dengan Cepat, Mudah dan Lancar

12 Kaidah Menghafal Al-Qur’an dengan Cepat, Mudah dan Lancar

8 September 2019 Artikel 0

Orang yang memahami keutamaan menghafal Al-Qur’an pasti menginginkan agar diri dan keluarganya menjadi ahli Quran. Ada banyak cara menghafal Al-Qur’an. Salah satunya berikut ini ada 12 Kaidah Menghafal Al-Qur’an dengan Cepat, Mudah dan Lancar. Kemudahan menghafal Al-Qur’an sudah dijaminkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala bahwa Al-Qur’an dimudahkan untuk dipelajari oleh orang yang mau mempelajarinya.

Meskipun Allah telah menjamin kemudahan menghafal Al-Qur’an, nyatanya banyak juga umat Islam yang kesulitan untuk menghafalkannya. Bahkan untuk menghafal satu ayat saja, beberapa orang membutuhkan waktu yang sangat lama, dan setelah hafal juga cepat lupa sehingga dia mudah putus asa.

Jika Anda termasuk salah satu yang mengalami kejadian tersebut maka artikel ini layak untuk dibaca dan diamalkan sepenuhnya. Sekarang bergembiralah karena resep-resep yang terbukti berdasarkan 9500-an alumni karantina tahfizh, mereka yang mengamalkan mendapatkan hasil sesuai harapan, atas izin Allah Subhanahu Wata’ala. Insya Allah dengan mempraktikkan poin-poin artikel ini, Anda akan bisa menghafal Al-Qur’an 30 juz dengan cepat dan mudah.

Berikut ini kaidah yang harus diperhatikan saat menghafal Al-Qur’an agar mudah, cepat dan lancar:

Niat Ikhlas Hanya Karena Allah

Orang yang mengikhlaskan diri dengan niat ibadah kepada Allah maka tidak akan terbebani oleh target. Target yang ada di dalam pikirannya bukan target berapa juz ia harus dapat hafalan melainkan berapa jumlah pahala pengulangan dan penambahan bacaan dalam hafalan. Ingat bahwa targetnya bukan berapa banyak hafalan melainkan berapa pahala yang berpotensi mendatangkan Ridha Allah Subhanahu Wata’ala.

Apabila niatnya bukan karena Allah maka hanya akan menjadi beban pada saat menghafal Al-Qur’an. Ciri yang dapat dirasakan apabila niat tidak ikhlas yaitu mudah putus asa, kecewa, marah, jengkel, kesal, geram, menggerutu dan mencari-cari kesalahan orang lain atau menyalahkan keadaan. Jika itu terjadi maka sangat wajar bila masih merasakan kesulitan dalam menghafal. Saat menghafal Al-Qur’an, niat harus benar-benar murni karena ingin mendapatkan Ridha Allah. Kenikmatan menghafal Al-Qur’an adalah pada proses menghafalkannya sebagai sarana berzikir ibadah kepada Allah.

Menjadikan Semua Waktu Terbaik

Jika tidak segera memulai menghafal maka waktu akan terus berjalan tanpa satu halaman pun didapatkan. Karena itu, mulai saja saat ini untuk menghafal Al-Qur’an dengan niat 30 juz untuk seumur hidup. Kita tidak mengetahui kapan waktunya meninggal dunia sehingga harus dipersiapkan mumpung masih hidup. Tidak perlu menunggu momen jadwal karantina tahfizh, mulailah sekarang juga dengan bimbingan dari orang-orang sekitar Anda yang juga menghafal Al-Quran. Mulailah menghafal sedikit demi sedikit dari sekarang.

Menggunakan Al-Qur’an Yadain Standar Karantina Hafal Quran Sebulan

Al-Qur’an cetakan terbaik karena kejelasan khatnya yaitu Al-Qur’an Madinah ukuran kecil. Adapun Al-Qur’an Yadain berukuran besar (A4) yaitu hanya untuk memulai mengakselerasi menghafal Al-Qur’an sebulan di karantina tahfizh.

Menghafal Al-Qur’an berarti memindahkan Al-Quran fisik kepada Al-Qur’an Virtual yang ada di pikiran penghafalnya. Bentuk Al-Qur’an Virtual di dalam pikiran penghafal Al-Qur’an bentuknya akan sama dengan Al-Qur’an fisik yang biasa digunakan untuk menghafal Al-Qur’an. Dilarang dengan tegas bergonta-ganti mushaf untuk hafalan Al-Qur’an, itu dapat mempengaruhi kecepatan hafalan maupun kekuatan hafalan.

Sebenarnya boleh berganti mushaf dari ukuran besar ke ukuran sedang maupun ukuran saku. Namun harus diperhatikan bahwa tata letak baris pada Al-Qur’an harus sama. Tidak hanya itu bahkan setiap ganti baris pada ayat Al-Qur’an harus sama persis sehingga tidak membingungkan dalam menghafal A-Quran.

Baca Berulang Tulisan Virtual di dalam Pikiran Melalui Pengucapan

Kebanyakan para penghafal Al-Qur’an menghafal menggunakan pengulangan bacaan tanpa terlebih dahulu memasukkan tulisannya ke dalam Al-Qur’an Virtual. Pengulangan yang baik hendaknya merupakan pengulangan bacaan dari tulisan yang ada di dalam pikiran. Sistem memotret kemudian memproyeksikan gambar tulisan di dalam pikiran merupakan teknik menghafal Al-Qur’an yang paling utama dalam metode Yadain Litahfizhil Qur’an standar karantina hafal Quran sebulan.

Orang yang cepat hafalannya, kesungguhannya mengulang-ulang ayat yang mereka hafal itulah kuncinya. Semakin sering hafalan dibaca berulang se-ayat dua ayat dan seterusnya maka akan semakin lancar hafalannya.

Menyimak atau Disimak Hafalannya Melalui Orang yang Fasih Membaca / Menghafal Al-Qur’an

Perbandingan antara muhaffizh dan murid di karantina tahfizh yaitu 1 muhaffizh/ah berbanding 10 peserta. Peserta dibimbing agar dapat menghafal Al-Qur’an kemudian hafalan disimak oleh muhaffizh/ah.

Hafalan yang sudah disimak oleh muhaffizh/ah akan melekat lebih kuat dibandingkan dengan menghafal sendiri. Al-Qur’an berbeda dengan ilmu lainnya. Di dalamnya terkandung ilmu tajwid yang hanya mampu dibaca dengan benar oleh orang yang mahir membacanya. Oleh karena itu, ketika menghafal di luar karantina tahfizh maka kehadiran ustadz, kyai, imam masjid, maupun anggota keluarga yang bacaan Al-Qur’annya fasih diharuskan mengoreksi bacaan hafalan Al-Qur’an yang disimaknya.

Jadwal belajar terbaik hafalan yaitu minimal 1 halaman disimak dengan lancar. Kelancaran hafalan ini membuat semangat hafalan berikutnya. Apabila hafalan tidak lancar maka cukup dengan memperbanyak membacanya sambil tadabur terjemah maka ketika disimak kembali hafalannya bisa lebih lancar. Oleh karena itu, hindari berputus asa saat hafalan kurang lancar disimak. Menghafal lagi sampai lancar maka pasti bisa.

Hafalan yang sudah disimak lancar di hadapan guru, apabila dibaca berulang secara mandiri maka akan lebih ringan dilisankan. Sebenarnya untuk menyetor hafalan Al-Qur’an, tidak harus menunggu sampai satu lembar atau satu halaman baru menyetorkannya. Jika satu hari hanya bisa hafal satu ayat, maka simakkanlah hafalan yang sudah dihafal tersebut pada anggota keluarga terlebih dahulu atau ke teman sebelum menghadap ke ustadz.

Menjadikan Seluruh Waktu Produktif untuk Menghafal Al-Qur’an, Kecuali Jam Istirahat

Jadikan setiap waktu menjadi waktu terbaik untuk menghafal Al-Qur’an. Namun tentu saja tanpa harus mengganggu waktu istirahat. Biasanya waktu terbaik menghafal yaitu sebelum dan setelah fajar. Pada waktu ini, otak masih segar dan keadaan tenang, sehingga hafalan akan lebih cepat masuk saat menghafal pada waktu tersebut.

Jadikan pula nyaman menghafal Al-Qur’an pada waktu Dhuha, yang lain mengatakan lebih suka menghafal setelah Zuhur, sebagian mengatakan hafalannya lebih cepat masuk setelah Asar, atau Magrib, atau setelah Isya. Karena setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda-beda maka keyakinan bagi peserta dan alumni karantina tahfizh yaitu semua waktu nyaman dan efektif untuk menghafal Al-Qur’an. Apabila waktunya istirahat jam 21:00 sampai jam 03:00 WIB maka sebaiknya istirahat saja tanpa harus menghafal Al-Qur’an.

Konsisten dengan Pola Menghafal Al-Qur’an di Karantina Tahfizh Nasional

Berbeda metode maka berbeda pula pola menghafal Al-Qur’an. Pada umumnya menghafal Al-Qur’an dilakukan sedikit demi sedikit. Misalnya 1 halaman per hari, 20 hari sudah mendapatkan 1 juz dan sisa 10 hari untuk memuraja’ah 1 juz.

Ada juga pola menghafal halaman 1 dan 2 kemudian tidak boleh menambah pada halaman 3 sebelum halaman 1, 2, dihafalkan dengan lancar. Berikutnya hanya boleh menghafal halaman 4 jika halaman 1, 2, 3 sudah lancar. Kemudian begitulah seterusnya sehingga khatam 1 juz. Setelah 1 juz pun tidak boleh naik ke juz 2 sebelum juz 1 dihafalkan dengan lancar. Begitulah seterusnya hafalan halaman 23 hanya boleh dihafal apabila halaman 22 sudah lancar.

Berbeda pola dengan di karantina tahfizh, bahwa menghafal Al-Qur’an per halaman dikhatamkan terlebih dahulu 30 juz disertai tadabur terjemah kemudian memurja’ah 5-15 menit per halaman pasca karantina tahfizh. Muraja’ahnya yaitu 5 halaman di hari senin, 5 halaman di hari selasa, 5 halaman hari Rabu, 5 halaman di hari Kamis, maka Senin sampai Kamis sudah memperoleh muraja’ah 1 juz yang dilancarkan kembali di hari Jum’at dan Sabtu disimakkan. Adapun pada hari Ahad seluruh juz dibaca baik dengan melihat mushaf maupun tanpa melihat mushaf Al-Qur’an.

Sebenarnya di luar karantina tahfizh pun sebenarnya boleh saja menambah hafalan dan menyetorkan hafalan setiap hari dengan jumlah yang banyak, misal seperempat juz (5 halaman), dan itu harus disertai waktu muraja’ah yang lebih banyak pula. Akan tetapi, jika di luar karantina tahfizh maka lebih baik 1 hari 1 halaman dan 1 bulan mutqin 1 juz. Hal ini untuk tetap menjaga kekokohan hafalan.

Mengutamakan Durasi Menghafal Al-Qur’an

Setiap hari komitmen dengan durasi belajar. Apabila durasinya diselesaikan misalnya di karantina tahfizh menghafal 10-12 jam per hari maka komitmenlah dengan jam belajar tersebut. Adapun perolehan hafalan itu variatif berdasarkan level belajarnya.

Apabila di luar karantina tahfizh komitmen menghafal Al-Qur’an 2 jam per hari maka lakukan itu untuk mendapatkan berapa halaman pun yang terpenting durasinya dipenuhi.

Menggunakan Standar Metode di Karantina Tahfizh Nasional

Ada banyak metode menghafal Al-Qur’an. Carilah metode menghafal Al-Qur’an yang menghasilkan hafalan Al-Qur’an dengan baik dan benar serta durasi yang efektif. Rata-rata peserta yang menggunakan standar metode Yadain Litahfizhil Qur’an yaitu dengan membayangkan Al-Qur’an Virtual dan Tadabur terjemah mereka mampu menghafal Al-Qur’an lebih efektif ketika mengulangi lagi hafalannya. Kuncinya adalah pada saat ayat dibaca terbayang tulisannya dan pada saat dibaca ayat di kali keduanya membayangkan tadabbur terjemah dengan membedakan siapa pelakunya? Di mana tempatnya? dan bagaimana sifatnya?

Mengulangi Hafalan Setiap Waktu Shalat

Pengulangan hafalan sebelum shalat dilakukan sebagai persiapan agar ketika shalat tahajud, dhuha, maupun shalat wajib hafalannya dapat dibaca. Membaca di luar shalat dan ketika shalat memiliki suasana yang berbeda. Terlebih ketika hafalan dibaca saat menjadi imam shalat. Tentu saja hafalannya harus dilancarkan selancar-lancarnya. Efek positifnya yaitu hafalan menjadi lancar dan kuat.

Mengatur Pola Makan, Tidur dan Berbicara

Menghafal Al-Qur’an dalam keadaan perut kosong lebih baik apabila dibandingkan saat perut kekenyangan. Oleh karena itu, ketika puasa menghafal Al-Qur’an secara ruhiyah menjadi lebih khusyu’. Adapun jika tidak berpuasa maka hendaknya makan secukupnya saja dan nilai gizi harus diperhatikan. Hindari terlalu kenyang juga jangan terlalu lapar. Siapkan minuman walaupun mungkin akan sering buang air kecil namun dengan banyaknya minum justru membuat peredaran darah lebih lancar. Istirahat harus cukup, yaitu 6 jam di malam hari dan 1 jam di siang hari (11:00-12:00 WIB) sesuai jadwal di karantina. Selain itu, hindari tidur di pagi hari, dhuha, sore hari, dan waktu maghrib karena itu waktu untuk belajar. Perbaiki pola makan, tidur dan sedikitkan mengobrol. Berbicara dapat mencuri waktu sehingga menyita durasi hafalan.

Urutan Proses Menghafal Al-Qur’an

Proses menghafal Al-Qur’an diawali dengan belajar membaca Al-Qur’an, memahami terjemah, memperaktikkan isi kandungan Al-Qur’an yaitu dengan meneladani akhlaq Rasulullah, kemudian menghafal Al-Qur’an, dan mendakwahkan Al-Qur’an. Tentu saja semua proses harus ada gurunya agar mendapatkan pengarahan mengenai hal yang harus dilakukan dan hal yang harus dihindari dari ajaran agama Islam. Hindari belajar otodidak tanpa guru. Boleh saja belajar secara otodidak namun harus dipresentasikan dihadapan guru yang kompeten di bidangnya.

Perbanyak Berdoa Memohon Pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala

Tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali doa. Maka berdoalah semoga kita ditakdirkan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an.

Agar semua proses tersebut dapat langsung dipraktikkan maka alangkah lebih baiknya jika diawali dengan menjadi salah satu peserta karantina tahfizh Al-Qur’an Nasional. Informasi dan pendaftaran dibuka setiap jam kerja 08:00 sampai 17:00 WIB. Hubungi WhatsApp +6281312700100

Yadi Iryadi, S.Pd

Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *