Penanganan Kesulitan Menghafal Al-Quran

Hafal Quran Sebulan

Penanganan Kesulitan Menghafal Al-Quran

9 June 2017 Artikel 0

hafalquransebulan.com | Pagi tadi ada calon peserta bertanya melalui Facebook bagaimana cara penanganan kesulitan menghafal Al-Quran sebulan jika saya mengalami kesulitan menghafal?….

Mengapa para peserta mampu menghafal Al-Qur’an tanpa merasakan kesulitan?….

Mengapa para peserta tidak merasakan stres ketika menghadapi target menghafal Al-Qur’an di karantina tahfizh?….

Supaya pembahasan ini lebih bermanfaat maka saya putuskan untuk menjawabnya melalui website www.hafalquransebulan.com. Penanganan kesulitan menghafal Al-Qur’an ini biasa dipraktikkan di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional sehingga alhamdulillah banyak alumni yang merasa puas dan merasakan manfaat pasca karantina tahfizh.

Pada dasarnya setiap penghafal Al-Quran mempunyai permasalahan yang berbeda-beda namun ketika di simpulkan ternyata hanya ada 4 bagian saja yaitu kesulitan Tahsin,  psikologis, metode dan sistem menghafal Al-Qur’an.

Penanganan Kesulitan Tahsin

Calon penghafal Al-Quran yang belum bisa membaca Al-Quran sesuai Tajwid pasti akan kesulitan menghafal Quran. Oleh karena itu, kemampuan tahsin tilawah Al-Quran menjadi syarat untuk mampu menghafal Al-Quran dengan mudah.

Jika calon penghafal Al-Quran belum mampu tahsin tilawah secara mandiri maka menghafal Al-Quran dapat dilakukan dengan cara menirukan bacaan dari guru yang fasih. Tetapi tentu saja cara itu sangat merepotkan Sang Guru atau orang tua yang membimbingnya di rumah.

Di karantina Tahfidz Al-Quran Nasional peserta yang kesulitan tahsin akan dibantu untuk mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid sehingga pada saat peserta sudah mampu Tahsin maka peserta sudah siap untuk menghafal Al Quran dengan cara yang mudah dan menyenangkan karena pengucapan huruf ringan dilafalkan.

Kesulitan psikologis

Menghafal al-quran sering kali dianggap sebagai beban sehingga pada saat menghafal Alquran akan terasa sangat berat dan membosankan. Tentu saja hal ini akan sangat menghambat proses pencapaian hafalan yang cepat dan menyenangkan.

Hambatan psikologi itu terjadi karena keyakinan keyakinan yang tidak memberdayakan. Keyakinan tersebut memang benar adanya namun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan misalnya:

Saya masih anak-anak jadi banyak main
Saya masih remaja masa pubertas
Saya mahasiswa banyak tugas kampus
Saya 20 tahunan kepikiran nikah
Saya sibuk ngurus pekerjaan dan keluarga
Saya sibuk ngurus anak cucu
Saya tidak pantas hafal Quran
Saya ini tidak pintar
Saya tidak punya waktu
Saya cepat bosan
Saya tidak bisa konsentrasi dan fokus
Saya tidak sehebat teman saya
Saya tidak kuat duduk lama
Saya tidak biasa hafal Quran ditarget
Saya tidak percaya kalau saya bisa
Saya mudah lupa
Saya sulit muroja’ah
Saya kangen keluarga
Saya banyak masalah susah konsen
Saya kurang sehat jadi sulit menghafal
Saya blablabla…………..

Di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional keluhan-keluhan tersebut Insya Allah dapat diatasi dengan konsultasi,  coaching dan therapy psikologis. Kadang tanpa curhat dan nasihat pun ketika Anda berkonsultasi dengan sistem coaching one on one maka separuh bahkan seluruh masalah Anda dapat ditemukan solusinya. Insyaa Allah.

Kesulitan Metode Menghafal Al-Quran

Mengapa tidak setiap metode menghafal Al-Quran dapat diterapkan pada setiap orang?…
Ternyata hal itu terjadi karena setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menyerap dan memproses sebuah informasi atau ilmu pengetahuan. Metode Yadain dirancang untuk dapat diaplikasikan dengan berbagai macam submodality atau modalitas belajar.

Manusia menyerap informasi melalui pancaindra yaitu mata (visual), telinga (auditory), kulit (kinestetik), hidung (olfactory) dan lidah (gustatory).

Bisa jadi mata melihat tapi tidak memperhatikan telinga mendengar tetapi tidak menyimak. Kulit menyentuh namun tidak merasakan. Hidung menghirup nafas namun tidak merasakan bau-bauan atau harum-haruman. Lidah mengecap tapi tidak merasakan nikmatnya makanan.

Guru tahfizh yang menghafal Al Quran dengan metode visual akan kesulitan mengajarkan pada santri tahfizh gaya belajar auditori. Guru tahfizh gaya belajar auditori akan kesulitan mengajarkan santri tipe kinestetik. Dan itu pun berlaku sebaliknya. Maka dibutuhkan metode yang bisa menggabungkan minimal visual, auditori dan kinestetik.

Yayasan karantina Tahfidz Al Qur’an Nasional menerapkan Metode Yadain Litahfizhil Quran yaitu suatu cara untuk memudahkan menghafal Alquran sekaligus memahaminya dengan teknik mengoptimalkan fungsi panca indra eksternal dan internal santri penghafal Al Quran.

Panca indra eksternal yaitu mata telinga kulit hidung dan lidah. Semua Indra tersebut digunakan untuk menyerap informasi berupa hafalan Al-Qur’an yang disertai pemahaman terjemah sehingga para peserta Karantina Tahfidz Al Quran Nasional mampu memasukkan informasi hafalan Al-Qur’an ke dalam indra internalnya.

Indra internal yaitu informasi yang telah masuk ke dalam bawah sadar seseorang sehingga tampak dalam pikirannya berupa gambar, video/film, animasi pikiran dan bentuk-bentuk lain yang telah dimasukkan dari visual eksternal ke visual internal.

Jika ingin mencoba penglihatan Indra internal misalnya Anda boleh menghadap ke tembok yang kosong kemudian Anda tuliskan di dalam tembok tersebut melalui ingatan Anda dengan tulisan ayat-ayat Al-Quran.

Apakah Anda dapat melihatnya? Tulisan itu ada pada tembok kosong dilihat melalui Indra visual internal Anda atau ingatan Anda. Anda juga dapat membuat tulisan itu melayang di hadapan Anda sehingga mampu membacanya dengan lancar. Jadikan itu satu halaman lengkap pada Al-Fatihah kemudian Al-Baqarah dan juga praktikkan pada halaman selanjutnya.

Itu adalah salah satu teknik visual dari berbagai teknik yang terdapat dalam Metode Yadain Litahfizhil Qur’an. Dalam metode Yadain yang akan dibahas lebih gamblang selanjutnya adalah:

Bagaimana menghafal Al-Qur’an terasa nikmat dan indah seperti halnya membaca novel kisah nyata?…

  • Gambarannya hidup di dalam memori
  • Seperti nonton layar bioskop mental
  • Seperti terlibat dalam alur makna kisah
  • Merasakan sensasi kenikmatan surga dan kengerian neraka
  • Merasakan keagungan Allah atas mukjizat Al-Qur’an
  • dan nanti Anda rasakan sendiri ketika di karantina tahfizh, Insyaa Allah

Selain dengan membayangkan tulisannya dapat dibayangkan dalam pemahaman pula bagaimana alur maknanya sehingga pada saat membaca ayat-ayat Al Quran mampu memahami walau pun belum mahir terjemah Al-Quran karena dapat menggunakan Al-Qur’an terjemah per kata.

Metode Yadain Litahfizhil Qur’an menggabungkan berbagai teknik Visual, Auditori, Kinestetik, Olfactory dan Gustatory dan dibuat 3 dimensi di dalam layar mental.

Materi utama pada metode Yadain yaitu Al-Quran Virtual, Visualisasi Tadabbur dan Jari Ayat Al-Quran. Pembekalan dilakukan pada hari pertama atau kedua saat awal peserta sebelum menghafal Al-Quran.

Penanganan Kesulitan Mengikuti Sistem Karantina Tahfizh

Karantina Tahfizh Al-Qur’an identik dengan sistem percepatan menghafal Al-Qur’an dalam waktu satu bulan atau kurang. Intensitas menghafal Al-Qur’an selama 13 jam per hari memungkinkan seseorang menyetorkan hafalan ayat baru sebanyak 26 halaman per-hari. Bagaimana dengan kualitas muraja’ahnya?… Karantina Tahfizh program satu bulan berfokus pada penambahan ayat-ayat Al-Qur’an disertai pemahaman terjemah dengan menggunakan metode Yadain LItahfizhil Qur’an sehingga pada waktunya muraja’ah akan lebih menyenangkan menghafal Al-Qur’an sebab dari awal menghafal Al-Qur’an sudah menggunakan visualisasi tadabbur dalam imajinasi.

Aktivitas di karantina tahfizh diantaranya, bangun pagi jam 3 sampai shubuh target 1 halaman. Waktu shubuh sampai jam 07:00 target 4 halaman. Kemudian jam 08.00 s/d 11:00 WIB menghafal 7 halaman, antara jam 13.00 d/d 15.00 WIB menghafal 6 halaman, ba’da ashar menyetorkan 2 halaman. Ba’da maghrib sampai dengan jam 21:00 menghafal sampai 6 halaman. Sehingga target sehari semalam adalah 20 sampai 26 halaman. Meskipun pada awalnya tentu berjalan secara bertahap.

Penanganan Kesulitan Menghafal Al-Quran

  1. Bagaimana penanganan tahsin yang tepat bagi Anda?…..
  2. Bagaimana cara mengatasi kejenuhan saat Anda menghafal?…..
  3. Bagaimana cara memotivasi peserta tanpa merasa itu motivasi dari Anda?….
  4. Bagaimana cara agar peserta dan muhaffizh mampu duduk berjam-jam menyimak hafalan?….
  5. Bagaimana submodality yang cocok bagi seorang visual, auditory, kinesttik, olfactory dan gustatory?….
  6. Bagaimana cara agar mampu menyelenggarakan karantina tahfizh dengan target kualitas dan kuantitas hafalan terus terjaga?….

Hal-hal tersebut telah dibahas dalam website ini. Insyaa Allah Pantau terus jadwal karantina tahfizh, siapa tahu ada waktu yang cocok untuk ikut karantina tahfizh baik menyetorkan hafalan baru, muraja’aah maupun silaturahim menjalin kemitraan bersama Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang saat ini ada 98 mitra Se-Indonesia dan Malaysia, semoga dan terus bertambah.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Informasi dan Pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security