Menguatkan Hafalan Al-Quran: Menghindari Dosa dan Meminta Perlindungan Allah
Menguatkan Hafalan Al-Quran: Menghindari Dosa dan Meminta Perlindungan Allah. Berikut ini tips menghindari dari perbuatan dosa, maksiat, fakhsya’, dan kemungkaran terutama bagi para penghafal Al-Quran sehingga memperoleh pertolongan Allah atas kemudahan menghafal Al-Quran. Nasihat ini merupakan wasiat dari guru-guru kita yang senantiasa dibahas dihadapan para santri pada saat proses belajar mengajar.
Dosa Membuat Kesehatan Ruhani Terganggu
Proses menghafal Al-Quran bukan hanya tantangan intelektual, tetapi juga tantangan ruhiyah atau spiritual. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para hafiz dan hafizah adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa, maksiat, fakhsya’, dan munkar. Hal ini dikarenakan kemaksiatan bisa menjadi penghalang dalam proses hafalan Al-Quran.
Ibnu Mubarak Rahimahullah pernah berkata, “Aku melihat dosa-dosa itu akan mematikan hati. Selalu melakukan dosa akan mewariskan kehinaan. Meninggalkan dosa merupakan ciri hidupnya hati. Baik bagi dirimu bilamana meninggalkan dosa.”
Perbuatan maksiat, yang juga bisa disebut sebagai sayyi’ah, khathi’ah, dzanbun, dan itsmun, merupaka tindakan yang bertentangan dengan perintah Allah. Ini bisa berupa berbagai bentuk perilaku buruk, seperti ghibah, yang Allah telah haramkan. Oleh karena itu, para penghafal Al-Quran harus menjadi pelopor dalam menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut.
Ada kisah menarik tentang Imam Syafi’i Rahimahullah, seorang ulama yang dikenal dengan kecepatan hafalannya. Suatu hari, dia mengadu kepada gurunya, Waki’, tentang kesulitannya dalam menghafal. Waki’ memberinya nasihat untuk menjauhi perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari segala hal yang bisa menjadi penghalang antara dia dan Allah.
Imam Syafi’i Rahimahullah berkata, “Aku mengadu kepada (guruku) Waki’ atas buruknya hafalanku. Maka dia pun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan. Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.”
Tips Mengurangi, Menghindari dan Meninggalkan Perbuatan Maksiat
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menjauhi perbuatan maksiat dan memperkuat hafalan Al-Quran kita? Berikut adalah beberapa tips:
- Selalu Ingat Allah: Jauhkan pikiran, perasaan, dan tindakan dari syahwat duniawi. Ingatlah bahwa Allah selalu melihat kita dan tindakan kita.
- Minta Ampun: Jika kita tergelincir dan melakukan dosa, segera minta ampun kepada Allah dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi.
- Cari Lingkungan yang Baik: Bergabunglah dengan komunitas yang baik, yang bisa membantu kita menjauhi perbuatan maksiat dan menguatkan hafalan Al-Quran kita.
- Belajar dari Ulama: Pelajari ajaran-ajaran Islam dari ulama yang bisa memberi kita panduan untuk menjauhi perbuatan maksiat.
- Berdoa: Mintalah kepada Allah untuk memberikan kita kekuatan untuk menjauhi perbuatan maksiat dan untuk memperkuat hafalan Al-Quran kita.
Jika kita mampu menjauhi perbuatan maksiat, Insya Allah, Allah akan membuka hati kita untuk menghafal dan memahami Al-Quran dengan lebih baik. Dia akan memberikan kita cahaya ilmu yang bisa menerangi jalan kita dalam menghadapi tantangan hidup. Semoga tips ini bermanfaat dan semoga Allah selalu memberi kita petunjuk dan perlindungan dari perbuatan dosa, maksiat, fakhsya’, dan munkar.
Doa Meminta Perlindungan dari Semua Keburukan
Menghafal Al-Quran dan menjauhi dosa dan maksiat tentunya bukanlah tugas yang mudah, bahkan bagi mereka yang telah berdedikasi penuh untuk hal ini. Oleh karena itu, kita juga perlu meminta perlindungan kepada Allah dari semua keburukan, baik yang telah kita lakukan atau belum kita lakukan. Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini adalah:
“اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ، وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ”
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku kerjakan, dan dari keburukan apa yang belum aku lakukan.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan sosok yang maksum, mengajarkan kita doa ini sebagai contoh ketakwaan dan kerendahan hati di hadapan Allah. Rasulullah, meski amalannya semua baik dan tak ada keburukannya, tetap meminta perlindungan dari semua keburukan. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati dan pengakuan bahwa kita selalu membutuhkan pertolongan dan perlindungan Allah.
Doa ini juga meminta perlindungan dari semua keburukan, baik yang telah dilakukan atau belum. Ini mencakup keburukan di masa lalu, sekarang, atau yang akan datang. Seorang hamba harus meminta perlindungan dari keburukan yang telah dilakukan, yaitu memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Sementara meminta perlindungan dari apa yang belum dilakukan adalah meminta agar Allah menjaga dirinya dari melakukan keburukan di masa depan.
Terkadang, manusia dapat merasa takjub dan besar diri karena telah meninggalkan kebiasaan buruk, ini adalah jebakan syetan berupa sikat ujub, naudzubillah. Sebaliknya, kita harus mengingat bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan adalah karunia dari Allah. Selain itu, kita juga perlu meminta perlindungan dari keburukan yang dilakukan orang lain yang dapat berdampak pada kita.
Untuk itu, mari kita selalu berdoa dan meminta perlindungan Allah dari semua keburukan, baik yang telah kita lakukan maupun yang belum kita lakukan. Mari kita meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdoa dan selalu memohon perlindungan dan petunjuk dari Allah dalam segala hal yang kita lakukan. Dengan demikian, Insya Allah, kita dapat memperkuat hafalan Al-Quran kita dan menjauhi dosa dan maksiat.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
