Antara Pemrograman Komputer dan Pikiran Manusia

Hafal Quran Sebulan

Antara Pemrograman Komputer dan Pikiran Manusia

31 January 2023 Artikel 0
Pemrograman Komputer dan Pikiran Manusia

Antara pemrograman komputer dan pikiran manusia memiliki persamaan, yaitu sama-sama menggunakan pola bahasa atau kata-kata.

Pemrograman komputer menggunakan NLP (Natural Language Processing). Adapun pemrograman pikiran manusia menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming).

Keduanya sama-sama menggunakan pola bahasa. Pola bahasa sederhana untuk memprogram dan memprogram ulang pikiran bisa menggunakan contoh pola bahas sederhana di bawah ini. Misalnya:

Jika …. maka …. sehingga …..
Semakin …. semakin ….. sehingga ….
Semua orang ….. sehingga kamu ….
Tidak semua orang ….. sehingga kamu …..
dan masih banyak pola Milton H. Erickson lainnya.

Pikiran bawah sadar manusia tidak bisa membedakan mana baik mana benar, mana yang manfaat dan mana yang membahayakan. Pikiran hanya menerima pemrograman awal yang sudah menjadi keyakinan sebelumnya.

Misalnya, pola bahasa:

JIKA saya menghafal Al-Quran MAKA saya mengantuk SEHINGGA saya tertidur dan tidak bisa menghafal dengan baik

JIKA saya menghafal Al-Quran MAKA saya menikmati tadabbur SEHINGGA hafalan Al-Quran menjadi nikmat dan lebih berkesan.
—-
Contoh lain:

SEMAKIN malam SEMAKIN mengantuk SEHINGGA sulit untuk belajar.

SEMAKIN malam SEMAKIN semangat SEHINGGA bisa memanfaatkan kesempatan untuk belajar.

Kedua contoh kalimat di atas mana yang lebih dahulu diyakini oleh pikiran maka cenderung menjadi keyakinan yang permanen. Tidak mudah untuk mengubah set mind atau setingan pikiran yang biasanya disebut mindset tersebut.

Perlu upaya untuk mengubah keyakinan yang sudah terlanjur masuk ke dalam pikiran bawah sadar seseorang.

Upaya tersebut bisa dengan:

1. Mengubah kalimat menjadi lebih memberdayakan.
2. Diucapkan dalam hati, pikiran, dan perbuatan
3. Keyakinan yang diulang dan diajarkan kembali pada orang lain
4. Libatkan emosi yang intens
5. Mengondisikan lingkungan dengan kalimat-kalimat yang sama-sama memberdayakan
6. Diterima dengan sukarela tanpa paksaan dan tanpa penolakan dari perasaan yang terdalam.
7. Menggunakan prosedur yang memenuhi syarat terjadinya Hipnosis, misalnya rileks, nyaman, khusyu’, bersedia untuk menerima sugesti baru dengan sukarela.

Peserta baru yang bergabung dalam program Karantina Tahfizh Al-Quran dibekali perubahan mindset terlebih dahulu. Hal ini penting karena pola bahasa yang dibawa dari wilayah masing-masing perlu disesuaikan dengan mindset yang mendukung proses akselerasi menghafal Al-Quran.

Pola bahasa ini bisa terdengar saat mereka mengeluhkan sesuatu tentang Al-Quran. Apabila diamati maka seorang pembimbing akan menemukan pola bahasa yang memperdayakan dan pola bahasa yang memberdayakan.

Apabila sudah jelas titik letak yang bisa diperbaiki tersebut maka bisa dilakukan reframming, yaitu membingkai ulang pola bahasa yang tidak berguna menjadi lebih memberdayakan sebagaimana contoh yang sudah dikemukakan.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari]

Antara pemrograman komputer dan pikiran manusia memiliki persamaan, yaitu menggunakan bahasa atau kata-kata. Maka berkatalah yang bermanfaat saja. Demikian bahan diskusi hari ini, semoga bermanfaat.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional

Informasi dan Pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security