Lulusan Madrasah Aliyah Mau Kemana?

Hafal Quran Sebulan

Lulusan Madrasah Aliyah Mau Kemana?

8 September 2020 Artikel 0

Sebagian lulusan Madrasah Aliyah mungkin masih bingung ingin meneruskan jenjang pendidikan ke mana?… Idealnya kalau lulusan Madrasah Aliyah ingin linear tentu lanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang juga jurusan agama Islam. Akan tetapi, tidak semua lulusan Madrasah Aliyah ingin melanjutkan kuliah. Misalnya, dengan alasan jika harus berkuliah terlebih dahulu terlalu lama untuk mencapai suatu karier tertentu, atau ingin segera berbisnis, atau jika perempuan ingin segera menikah.

Sebenarnya lulusan Madrasah Aliyah terlebih dibarengi pondok pesantren sudah memiliki bekal-bekal mampu membaca Al-Quran dan memiliki ilmu pengetahuan agama Islam yang lebih baik dibanding lulusan SMA Negeri. Apalagi jika sebelumnya bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Tentu bekal bahasa Arab sudah tersedia.

Bekal bahasa Arab dan ulumu syar’i sebenarnya bisa digunakan untuk melanjutkan studi di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional (YKTN Pusat) untuk menghafal Al-Quran sebulan target 30 juz dan program mutqin 3 bulan. YKTN Pusat dapat dijadikan sebagai alternatif bagi lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah sebelum kemudian melanjutkan studi di Perguruan Tinggi.

Studi menghafal Al-Quran di YKTN Pusat sebenarnya tidak dibatasi usia maupun jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan umum SD, SMP, SMA, sederajat maupun mahasiswa dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri, siapa pun berkesempatan untuk belajar menghafal Al-Quran intensif sebulan di karantina tahfizh. Iya, hanya sebulan.

Manfaatkanlah momentum liburan sekolah dan liburan di bulan Ramadhan. Bahkan pedagang, dokter, dosen, ustadz, pengelola rumah tahfidz, atau masyarakat umum bisa belajar di YKTN Pusat. Saat lagi rame-ramenya Covid-19 justru banyak peserta yang memilih untuk lockdown di karantina tahfizh dari berbagai usia dan profesi.

YKTN Pusat tetap menerima peserta dari berbagai latar belakang pendidikan, usia, maupun profesi. Tentunya dengan target yang disesuaikan dengan potensi awal yang dimiliki oleh calon peserta karantina tahfizh, yakni sebelum memasuki proses pendidikan menghafal Al-Quran. Jika bacaan Al-Quran sudah sesuai kaidah tajwid namun tidak bisa bahasa Arab maka masih memungkinkan untuk bisa menghafal Al-Quran 30 juz dalam waktu sebulan dengan mempraktikkan seluruh standar operasional prosedur yang berlaku di YKTN Pusat. Jika belum bisa membaca Al-Quran sesuai kaidah tajwid maka minimal bacaan Al-Quran diperbaiki.

Keunggulan yang dimiliki oleh peserta yang memiliki dasar pendidikan Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah yaitu pada kemampuan membaca Al-Quran yang sudah sesuai kaidah tajwid. Ini merupakan bekal yang baik untuk kemudian mampu menghafal Al-Quran di karantina tahfizh. Banyak diantara alumni Madrasah Aliyah yang mampu menyetorkan hafalan Al-Quran 30 juz di karantina tahfizh. 

YTKN Pusat dengan program karantina hafal Quran sebulan berharap dapat ikut serta membantu pemerintah Republik Indonesia dalam rangka menyelenggarakan pendidikan informal yang sifatnya singkat sejenis Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).

Biasanya alumni pondok pesantren plus Madrasah Tsanawiyah atau SMP Islam Terpadu memiliki bekal hafalan Al-Quran antara satu sampai lima juz. Tentu ini sayang sekali jika tidak dilanjutkan sampai 30 juz. Pun begitu juga, alumni pondok pesantren dan Madrasah Aliyah biasanya memiliki hafalan yang serupa antara satu sampai lima juz. Tidak heran jika dalam waktu kurang dari sebulan mampu menghafal Al-Quran 30 juz dalam hitungan belasan hari, atas izin Allah Subhanahu Wata’ala.

Menurut Wikipedia, Madrasah Aliyah adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia yang setara dengan sekolah menengah atas. Pengelolaan Madrasah Aliyah dilakukan di bawah naungan Kementerian Agama. Jenjang waktu tempuh pendidikan madrasah aliyah sama seperti SMA.

Bagi para alumni Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional yang baru lulus SMP sederajat dan kebingungan apakah mau melanjutkan ke SMA Negeri atau Madrasah Aliyah atau pondok pesantren dan sekolah Islam terpadu, maka kami sarankan untuk masuk ke pondok pesantren yang ada Madrasah Aliyah atau SMA Islam Terpadu.

Mengapa?…

Harapannya di sekolah ada guru Al-Quran yang siap menyimak hafalan Al-Quran. Setidaknya dengan lingkungan yang baik maka perilaku dan kebiasaan membaca Al-Quran dapat lebih kondusif. Apabila jenjang pendidikan status mahasiswa maka sebaiknya aktif di keorganisasian Islam sehingga bisa terbawa lingkungan yang shalih shalihah.

Tempat menghafal Al-Quran idealnya yaitu di pondok pesantren. Jika orang tua ingin agar anaknya diarahkan pada agama Islam agar menjadi anak yang shaleh dan hafal Al-Quran tentu pendidikannya pun harus disesuaikan. Usia terbaik masuk ke pondok pesantren yaitu saat usia SMP yaitu saat usia sekitar 12 tahun. Apabila anak telah memiliki dasar agama yang baik maka akan berdampak pada akhlak, muamalah, dan ibadahnya.

Lulusan Madrasah Aliyah Mau Kemana?

Jika tidak melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, atau ingin kembali ke masyarakat dan berwiraswasta maka alumni Madrasah Aliyah direkomendasikan untuk mengikuti program karantina tahfizh Al-Quran. Pontensi yang saat ini dimiliki harus dituntaskan dalam bentuk hafalan Al-Quran 30 juz agar ketika berada di tengah-tengah masyarakat sudah bisa untuk berdakwah, minimal mengajar anak-anak kecil untuk belajar membaca Al-Quran dan menghafal Al-Quran.

Jika ada diantara para pembaca tulisan ini belum pernah merasakan belajar mondok di pondok pesantren, maka karantina tahfizh ini merupakan sarana untuk melatih diri dan mencicipi nikmatnya hidup di pondok pesantren. Bedanya yaitu di YKTN ini fokus hanya untuk menghafal Al-Quran sehingga diperoleh hafalan Al-Quran yang signifikan. Harapannya semoga sepulang dari karantina tahfizh, Allah berikan istiqamah dalam belajar Al-Quran maupun muraja’ah.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *