Karantina Hafal Quran: Menembus Batas Kemampuan Hafalan 30 Juz dan Membangun Istiqamah

Hafal Quran Sebulan

Karantina Hafal Quran: Menembus Batas Kemampuan Hafalan 30 Juz dan Membangun Istiqamah

5 May 2023 Artikel 0
Menembus Batas Kemampuan Hafalan 30 Juz dan Membangun Istiqamah

Karantina Hafal Quran: Menembus Batas Kemampuan Hafalan dan Membangun Istiqamah

Menghafal Al-Quran bukanlah perkara mudah, namun dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat, setiap orang dapat melakukannya. Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menawarkan program karantina hafal Quran selama sebulan dengan target hafalan 30 juz. Program ini telah diikuti oleh 12.700-an peserta dari berbagai kalangan, dan berhasil mencetak banyak santri yang mampu menghafal Al-Quran dengan baik. Namun, program ini bukan hanya sekadar mengejar target hafalan, melainkan juga membangun istiqamah dalam membaca dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Latar Belakang Program Karantina Hafal Quran

Program karantina hafal Quran sebulan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan hafalan Al-Quran dan memperdalam pemahaman terhadap ayat-ayat suci Al-Quran. Program ini telah diikuti oleh banyak peserta dari berbagai daerah di Indonesia, dan negara tetangga, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga para profesional. Peserta yang mengikuti program ini diharapkan dapat menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Quran dalam waktu satu bulan.

Menghafal Al-Quran: Tantangan yang Berat

Menghafal Al-Quran memang bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan, dan niat yang tulus agar dapat menghafal Al-Quran dengan baik. Selain itu, faktor-faktor seperti keterbatasan waktu, kemampuan hafalan, dan metode pengajaran yang digunakan juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam menghafal Al-Quran. Oleh karena itu, program karantina hafal Quran sebulan ini hadir untuk membantu peserta dalam mengatasi tantangan tersebut dan mencapai target hafalan Al-Quran.

Tujuan Program Karantina Hafal Quran

Program karantina hafal Quran sebulan ini tidak hanya bertujuan untuk mencapai target hafalan 30 juz saja, tetapi juga untuk membangun istiqamah dalam membaca dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pesan dari Ustadz Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I., M.Pd., Al-Hafizh, yang mengatakan bahwa menghafal Al-Quran bukanlah sekadar mengejar target hafalan, tetapi yang lebih penting adalah membiasakan diri untuk membaca dan mengamalkan Al-Quran secara rutin dan niat beribadah.

Metode Pengajaran dalam Program Karantina Hafal Quran

Metode pengajaran yang digunakan dalam program karantina hafal Quran sebulan ini tergolong intensif, dimana peserta diharuskan untuk belajar menghafal Al-Quran selama 12 jam setiap harinya. Selain itu, peserta juga akan dibimbing oleh para ustadz dan ustadzah yang sudah berpengalaman dalam mengajarkan hafalan Al-Quran. Metode pengajaran yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta, sehingga setiap peserta dapat belajar menghafal Al-Quran dengan maksimal.

Keberhasilan Program Karantina Hafal Quran

Program karantina hafal Quran sebulan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional ini telah berhasil mencetak banyak santri yang mampu menghafal Al-Quran dengan baik. Dalam program ini, setidaknya terdapat 20 santri yang berhasil mencapai target hafalan 30 juz Al-Quran, 30 santri berhasil mencapai hafalan di atas 20 juz, 15 santri berhasil mencapai hafalan di atas 10 juz, 10 santri berhasil mencapai hafalan di atas 5 juz, dan 20 santri berhasil mencapai hafalan di bawah 5 juz. Keberhasilan program ini tidak lepas dari usaha keras peserta, bimbingan yang diberikan oleh para ustadz dan ustadzah, serta metode pengajaran yang intensif dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Berikut ini merupakan hitungan probabilitas selama total 74 angkatan yang sudah menjadi alumni Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran. Berikut ini apabila diambil contoh dari 100 peserta.

Untuk mengukur probabilitas keberhasilan menghafal Al-Quran dari data yang diberikan, kita dapat menghitung proporsi santri yang berhasil mencapai target tertentu dalam menghafal Al-Quran. Probabilitas keberhasilan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

PROBABILITAS KEBERHASILAN = JUMLAH KASUS SUKSES / JUMLAH KASUS TOTAL

Dalam kasus ini, kasus sukses adalah jumlah santri yang berhasil mencapai target hafalan tertentu, sedangkan kasus total adalah seluruh santri yang mengikuti program penghafalan Al-Quran.

Dalam hal ini, probabilitas keberhasilan menghafal Al-Quran menjadi:

  • Probabilitas mencapai hafalan 30 juz = 20/100 = 0,2 atau 20%
  • Probabilitas mencapai hafalan di atas 20 juz = 30/100 = 0,3 atau 30%
  • Probabilitas mencapai hafalan di atas 10 juz = 15/100 = 0,15 atau 15%
  • Probabilitas mencapai hafalan di atas 5 juz = 10/100 = 0,1 atau 10%
  • Probabilitas mencapai hafalan di bawah 5 juz = 20/100 = 0,2 atau 20%

Dengan cara ini, kita dapat mengukur probabilitas keberhasilan dalam mencapai target tertentu dalam menghafal Al-Quran berdasarkan data yang diberikan. Namun, perlu diingat bahwa ini hanyalah sebuah estimasi probabilitas, dan faktor-faktor lain seperti metode pengajaran dan tingkat kesulitan dalam memahami Al-Quran juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam menghafal.

Meskipun begitu, bukan berarti bahwa pencapaian hafalan Al-Quran yang tidak 30 juz dikatakan gagal. Itu bukan gagal melainkan keberhasilan juga. Sebab tidaklah mungkin kita mengatakan gagal kepada peserta yang mencapai hafalan Al-Quran 4 juz dalam waktu sebulan. Penyebab tercapainya 4 juz itu pun pada dasarnya sudah diketahui penyebabnya yaitu biasanya karena peserta tersebut masih pada tahapan belajar tahsin tilawah Al-Quran kemudian sambil menghafal dan mendapatkan hafalan 4 juz tersebut.

Penelitian ilmiah yang dilakukan oleh calon sarjana, calon magister, maupun calon doktor, hendaknya melakukan penelitian berdasarkan kualitatif saja sebab mustahil melakukan penelitian kuantitatif dan mengatakan bahwa jika tidak 30 juz sebulan maka itu tidak signifikan/gagal. Adapun padahal kata Ustadz Ma’mun Al-Qurthuby, mengatakan bahwa proses membacanya saja sudah merupakan ibadah.

Kunci Keberhasilan Menembus Target 30 Juz Sebulan

Untuk mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan 30 juz tentu dibutuhkan upaya yang maksimal. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran adalah dengan mengikuti kelas tajwid secara teratur. Selain itu, membaca dengan tartil dan tadabbur juga akan membantu meningkatkan pemahaman terhadap kandungan Al-Quran. Selain itu, membaca Al-Quran setiap hari secara konsisten juga akan membantu meningkatkan kemampuan membaca dan memahami ayat-ayat Al-Quran dengan lebih baik. Terakhir, berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah SWT juga sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari Al-Quran.

Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran sudah menyusun sistem tersebut sehingga Insyaa Allah mudah diduplikasikan kepada siapa pun yang mau mempelajarinya. Ada 4 sistem diantaranya:

  1. Disiplin Standar Operasional Prosedur (SOP) Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional Harus memastikan bahwa santri yang masuk ke Pesantren memiliki kualitas yang baik dengan disiplin mengikuti seluruh jadwal aktivitas. Selama masa karantina, para santri akan diberikan pelatihan dasar mengenai disiplin, kemandirian, dan metodologi tahsin serta tahfizh Al-Quran. Kedisiplinan ini mulai berlaku pada saat peserta mulai mendaftarkan diri, meliputi input, proses, dan output/outcome dalam masa karantina tahfizh Al-Quran.
  2. Standarisasi Tahsin Tilawah Al-Quran Proses penyempurnaan teknik membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid. Tujuan dari standarisasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran dan memastikan bahwa hukum-hukum tajwid dipatuhi oleh pembaca Al-Quran. Dalam proses standarisasi, para ahli tajwid melakukan penilaian dan perbaikan terhadap bacaan para pembaca, serta membuat pedoman dan aturan yang harus diikuti oleh para pembaca Al-Quran agar bacaannya menjadi lebih baik dan benar. Standarisasi Tahsin Tilawah Al-Quran sangat penting untuk menjaga keaslian bacaan Al-Quran dan mencegah terjadinya distorsi atau kesalahan dalam membaca Al-Quran. Oleh karena itu, para pembaca Al-Quran harus memperhatikan standarisasi ini dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
  3. Kesehatan fisik, mindset, dan ruhiyah (rohani/spiritual) Kesehatan tersebut merupakan tiga komponen penting dalam menjaga keseimbangan hidup. Dalam menjaga kesehatan fisik, kita dapat melakukan berbagai kegiatan seperti olahraga, berjalan kaki, atau bahkan hanya dengan melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti stretching. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dan teratur juga dapat membantu menjaga kesehatan fisik secara menyeluruh. Selain kesehatan fisik, penting juga untuk menjaga mindset atau pola pikir. Dengan memiliki mindset yang positif, kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat. Untuk menjaga mindset yang positif, kita dapat mempraktikkan meditasi atau yoga, membaca buku-buku inspiratif, atau bahkan hanya dengan mengeluarkan pikiran negatif dari kepala kita. Terakhir, menjaga kesehatan ruhiyah atau rohani juga sangat penting dalam menjaga keseimbangan hidup. Dalam menjaga kesehatan rohani, kita dapat melakukan aktivitas-aktivitas seperti beribadah, berdoa, tafakkur, tadabbur, dan taubat. Selain itu, kita juga dapat membantu orang lain dan berkontribusi pada masyarakat untuk memperbaiki kualitas hidup kita dan orang lain di sekitar kita.
  4. Metode Yadain Litahfizhil Quran Standar metode yang digunakan untuk menghafal Al-Quran dengan cara menggunakan tadabbur dua tangan, yakni kiri (batil) dan kanan (haq). Dalam metode ini, tangan kanan digunakan untuk membaca ayat dan tangan kiri digunakan untuk memahami tadabbur terjemah haq dan bati. Pemahaman terhadap ayat Al-Quran ini akan menguatkan hafalan karena 80% kosakata Al-Quran terdapat pada surah Al-Baqarah. Selain itu, metode ini juga melibatkan pengulangan ayat secara berulang-ulang untuk memperkuat daya ingat. Metode Yadain Litahfizhil Quran dikembangkan oleh para Muhaffizh/ah dan diajarkan pada santri-santri di sini sebagai salah satu cara menghafal dan memahami Al-Quran. Dengan menggunakan metode ini, Insyaa Allah seseorang dapat menghafal Al-Quran dengan lebih mudah dan efektif, dan dapat mempertahankan keaslian Al-Quran dengan baik.

Pentingnya Istiqamah dalam Mengamalkan Al-Quran

Menghafal Al-Quran bukanlah tujuan akhir, melainkan bagian dari proses untuk memahami dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, istiqamah dalam membaca dan mengamalkan Al-Quran sangatlah penting. Pesan dari Ustadz Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I., M.Pd., Al-Hafizh bahwa menghafal Al-Quran bukanlah sekadar mengejar target hafalan, tetapi yang lebih penting adalah membiasakan diri untuk membaca dan mengamalkan Al-Quran secara rutin, perlu dijadikan sebagai motivasi dan prinsip dalam beribadah.

Program karantina hafal Quran sebulan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan hafalan Al-Quran dan memperdalam pemahaman terhadap ayat-ayat suci Al-Quran. Program ini berhasil mencetak banyak santri yang mampu menghafal Al-Quran dengan baik, dan juga membangun istiqamah dalam membaca dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Pesan dari Ustadz Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I., M.Pd., Al-Hafizh, bahwa menghafal Al-Quran bukanlah perkara mengejar target hafalan 30 juz saja melainkan yang terpenting adalah membiasakan beribadah membaca Al-Quran sehingga bisa istiqamah, perlu dijadikan sebagai motivasi dan prinsip dalam beribadah. Menghafal Al-Quran memang bukanlah perkara mudah, namun dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat, setiap orang dapat melakukannya.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security