Hijrah: Meninggalkan Keburukan Menuju Karunia Allah yang Lebih Baik

Hafal Quran Sebulan

Hijrah: Meninggalkan Keburukan Menuju Karunia Allah yang Lebih Baik

19 July 2023 Artikel 0
Hijrah Meninggalkan Keburukan Menuju Karunia Allah yang Lebih Baik

Penanggalan dalam kalender Islam selalu membawa kesan pesan, bahkan hikmah dalam kehidupan kita. Salah satu momen penting dalam penanggalan Islam yaitu Hijriyah. Hijriyah bukan hanya sekedar berpindah tempat, tetapi merupakan komitmen yang dibangun oleh kesadaran dan nurani kita sebagai umat Muslim untuk berpindah kepada keadaan yang lebih baik, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Makna Hijrah dalam Kehidupan Kita

Hijrah memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan kita. Pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, hijrah menjadi momen penting yang disematkan dalam penggantian tahun dengan nama Hijriyah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperintahkan oleh Allah untuk berhijrah, berpindah ke suatu tempat yang mampu membangun kedekatan dengan Allah, tempat di mana ibadah dapat dilaksanakan dengan baik, nilai-nilai Islam dapat dipraktekkan, dan hubungan harmonis antar masyarakat dengan nilai-nilai keislaman bisa terwujud. Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekadar berpindah tempat melainkan meninggalkan keburukan suatu keadaan menuju karunia Allah yang lebih baik.

Tekanan dari orang-orang musyrik semakin garang seiring dengan keberhasilan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Makkah. Mereka tidak hanya khawatir akan bertambahnya jumlah Muslim, tetapi juga karena agama Islam semakin mengancam posisi mereka yang terus mengikuti kepercayaan-kepercayaan musyrik. Pada puncak tekanan tersebut, Allah SWT mengizinkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan seluruh umat Muslim di Makkah untuk melakukan migrasi atau hijrah ke Yatsrib (Madinah). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menghindari kekerasan yang dilakukan oleh musuh yang sudah tidak terkendali, dan sekaligus untuk membentuk ekosistem dakwah baru yang lebih mendukung.

Sebelum melakukan hijrah ke Yatsrib, Rasulullah SAW sudah melakukan persiapan yang matang. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah konsolidasi basis kekuatan Muslim di kota tujuan. Beberapa penduduk Yatsrib sudah diislamkan oleh Rasulullah sebelumnya. Mereka kemudian menjadi agen dakwah yang aktif mengajak penduduk setempat untuk memeluk agama Islam. Usaha mereka berhasil, dan semakin banyak masyarakat Yatsrib yang mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Spirit hijrah memberikan pesan kepada kita bahwa sebagai seorang Muslim, kita harus membuktikan komitmen kita dengan selalu menghadirkan suasana yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Hijrah bukan hanya berpindah tempat, tetapi berhijrah juga berarti menciptakan suasana yang lebih mulia dan elok. Kita dapat mengambil beberapa langkah konkret dalam berhijrah dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

  1. Mendekatkan diri kepada masjid: Jika sebelumnya kita jarang pergi ke masjid, maka berhijrahlah dengan menghadirkan suasana ibadah yang dekat dengan masjid. Berusaha untuk lebih rajin mengunjungi masjid dan melaksanakan shalat berjamaah serta berinteraksi dengan jamaah lainnya.
  2. Menuaikan ibadah wajib dan sunnah: Jika sebelumnya kualitas ibadah masih kurang maka lengkapi kewajiban dengan berbagai amalan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan contoh dari para shahabat serta ulama terdahulu.
  3. Membiasakan diri menunaikan tahajud: Misalnya jika sebelumnya jarang melaksanakan tahajud, maka berhijrahlah dengan mencoba membiasakan diri menunaikan tahajud. Tahajud adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena dilaksanakan di waktu sepertiga malam yang penuh berkah.
  4. Meningkatkan interaksi dengan Al-Quran: Jika sebelumnya belum dekat dengan Al-Quran, maka berhijrahlah dengan memperbanyak interaksi dengan Al-Quran. Usahakan membaca, memahami, dan mengamalkan ayat-ayat suci Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih dengan menghafalkan Al-Quran maka spirit untuk mengamalkan akan lebih termotivasi lagi karena itu merupakan esensi dari kitab suci Al-Quran sebagai pedoman kehidupan.
  5. Menampilkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan: Jika sebelumnya belum menampilkan ajaran Islam dengan baik, maka tampilkanlah keadaan Islam dalam setiap aspek kehidupan kita, mulai dari perkataan, perbuatan, hingga akhlak kita. Jadikan Islam sebagai pedoman dalam setiap langkah dan keputusan yang kita ambil.

Tantangan dan Ujian dalam Hijrah

Hijrah juga menghadirkan tantangan dan ujian dalam kehidupan kita, seperti yang dialami oleh umat Islam di Mekah pada masa itu. Mereka menghadapi banyak ujian dan tantangan yang menguji kesungguhan mereka untuk mendekat kepada Allah. Ujian akan selalu hadir untuk menguji keseriusan dan keikhlasan kita dalam mendekat kepada-Nya. Kita akan diuji dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam pengetahuan, pekerjaan, kedudukan, maupun dalam berbagai aspek lainnya.

Namun, kita tidak boleh patah semangat menghadapi tantangan tersebut. Sebagai seorang Muslim, jika kita ingin mendekat kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka kita harus siap menghadapi segala tantangan yang mungkin timbul. Tidak boleh ada yang bisa menghalangi tekad kita dalam berhijrah menuju kebaikan. Jika ada yang masih ragu untuk berhijab, berhijrahlah dengan tetap melangkah maju dan menjalani kewajiban tersebut, meski terdapat pertanyaan atau pandangan yang berbeda. Semua tantangan tersebut sebenarnya adalah bagian dari perjalanan hijrah kita menuju kesempurnaan.

Berkah dan Transformasi dalam Hijrah

Hijrah juga membawa berkah dan transformasi dalam kehidupan umat Islam. Contohnya adalah transformasi yang terjadi di Kota Yatsrib yang pada saat kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam suasana yang penuh dengan resesi ekonomi, pertikaian, dan konflik sosial. Namun, dengan pesan dan kesan hijrah yang melekat kuat selama 13 tahun, Yatsrib berubah menjadi Madinah al-Munawwarah. Kota yang dulunya penuh dengan kesulitan dan pertikaian, berubah menjadi kota yang indah, membangun peradaban, dan memberikan inspirasi yang menyinari berbagai daerah.

Menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan Evaluasi Diri

Dalam menyambut pergantian tahun baru Hijriyah, setidaknya setahun sekali kita memiliki kesempatan untuk mengevaluasi diri dan menanamkan sifat-sifat hijrah dalam kehidupan kita. Evaluasi diri dapat dilakukan untuk memperbaiki diri, menanamkan nilai-nilai hijrah yang kita kenal, dan menghadapi segala tantangan yang ada dengan optimis. Jika kita sedang menghadapi kesulitan, itu berarti kita sedang diangkat oleh Allah menuju posisi yang lebih baik dari sebelumnya. Allah akan memberikan lompatan kehidupan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya jika kita benar-benar serius dalam menjalani hijrah ini.

Semua hal tersebut bergantung pada kesungguhan dan tekad kita untuk mewujudkannya. Mari kita jadikan pergantian tahun baru Hijriyah ini sebagai momentum untuk mentransformasikan diri kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kebaikan yang kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga negara Indonesia haruslah menjadi bagian dari ibadah terbaik kita, dengan penuh kebanggaan.

Harapan dan Doa Tahun Baru Hijriyah

Dalam menyambut tahun baru Hijriyah ini, mari kita mohon berkah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ، وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ

ALLOHUMMA AD-KHILHU ‘ALAINAA BIL AMNI WAL IIMAANI WAS SALAAMATI WAL ISLAAM, WA JIWAARIM MINASY-SYAITHOONI, WA RIDHWANIM MINAR ROHMAANI

Artinya: Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan, dan Islam, juga lindungilah kami dari gangguan setan, dan meraih rida Allah (Ar-Rahman) (HR. Al-Baghawi).

Hijrah dengan Memulai Menghafalkan Al-Quran

Apabila menghafal Al-Quran merupakan salah satu jalan untuk mencapai hijrah menuju kebaikan pada diri kita maka semoga program Karantina Hafal Quran Sebulan di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional bisa menjadi salah satu jalan hijrah tersebut. Bukanlah satu-satunya jumlah kuantitas juz sebagai suatu keberhasilan karantina tahfizh, melainkan di sini kita dibiasakan untuk rajin beribadah shalat berjamaah 5 waktu, shalat sunnah, dan belajar Al-Quran dengan durasi yang intensif.

Semoga Allah memberkahi negeri ini dan menjadikan kita sebagai umat yang selalu mendekat kepada-Nya. Selamat tahun baru Hijriyah 1445 Hijriyah. Semoga hijrah ini membawa kebaikan dan berkah bagi kita semua. Wallahu a’lam.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran

www.hafalquransebulan.com/daftar

atau WhatsApp +6281312700100

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security