Bagaimana Asal Ilmu Qira’at Al-Quran Sampai Pada Nabi Muhammad?

Hafal Quran Sebulan

Bagaimana Asal Ilmu Qira’at Al-Quran Sampai Pada Nabi Muhammad?

11 May 2022 Artikel 0
Milad Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Bagaimana Asal Ilmu Qira’at Al-Quran Sampai Pada Nabi Muhammad?

DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA. Al-Hafizh merupakan sosok ulama terkemuka di bidang ilmu-ilmu Al-Quran terutama bidang Qiraat dan Tafsir. Di keluarganya sejak kecil usia SD, SMP beliau dibesarkan dalam tradisi keluarga pesantren yang lekat dengan Al-Quran.

Belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri, sambil belajar di SMU. Saat libur panjang beliau menimba ilmu tabarruk di pesantren KH. Umar Abdul Manan Solo dan mendapat syahadah sanad dari sang guru.

Beliau belajar di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta dan sempat 2 bulan belajar kepada KH. Arwani Kudus sebelum berangkat ke Mekah.

Mengaji di Masjidil Haram di bawah bimbingan dari Syekh Abdullah Al-‘Arabi seorang Mesir yang didatangkan oleh Jamaah Tahfizh Al-Quran. Adapun sorenya beliau menuntut ilmu di Markaz Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyah.

Melanjutkan kuliah di Fakultas Kulliyatul Quran wa Dirasah Islamiyah dari Al-Jami’ah Al-Islamiyah, meraih gelar doktor dengan yudisium mumtaz syaraful ‘ula atau predikat summa cumlaude pada tahun 1989.

Ada banyak buku karya beliau, salah satunya berjudul Membumikan Ulumul Quran. Berisi tentang tanya jawab memudahkan tentang ilmu Qiraat, Ilmu Rasm Usmani, Ilmu Tafsir, dan relevansinya dengan muslim Indonesia.

Bagaimana asal mula Ilmu Qiraat?

Pada mulanya bacaan Al-Qur’an yang diajarkan Nabi Muhammad adalah bacaan yang sesuai dengan dialek Quraisy, yaitu suku yang mendiami kota Mekah dan sekitarnya dimana Nabi pertama kali menyampaikan Al-Qur’an dan dakwahnya. Namun, Nabi sangat memahami bahwa bangsa Arab bukanlah terdiri dari suku Quraisy saja. Masih ada puluhan suku lagi yang terpencar di Semenanjung Arab. Dialek mereka satu sama lain berbeda. Perbedaan dialek ini kadang kala tajam, kadang kala juga ringan dan sedikit.

Fenomena imalah

Ada kabilah yang dalam bahasa kesehariannya banyak memakai sebagaimana banyak digunakan oleh suku Tamim, suku Badui di sebelah timur Semenanjung Arab. Inilah yang akhirnya menjadi bagian dan fenomena “Imalah’ pada bacaan Al-Qur’an. Sementara bangsa Quraisy jarang menggunakannya, walaupun ada.

Fenomena Takhfif Hamzah

Begitu juga saat mengucapkan Hamrah, suku Tamim mengucapkannya dengan tekanan yang kuat, karena jarak di antara rumah mereka saling berjauhan sehingga memerlukan tekanan-tekanan tertentu dalam pengucapan agar bisa dengar oleh temannya.

Sementara suka Hijaz berada di sepanjang jalur Mekah dan Madinah mereka lebih cenderung melunakkan bacaan hamzah dengan bermacam cara pelunakan seperti memindahkan harakatnya ke huruf mati sebelumnya atau menggantikannya dengan huruf mad atau membuangnya, atau lainnya. 

Inilah yang akhirnya menjadi bagian dari fenomena bacaan dari fenomena bacaan “Tashil Baina Baina,” Ibdalul Hamzati Biharfi Madd,” Idhal Alif Bainal Hamzatain,” Hadzful Hamzah,” Naql Harakatil Hamzah Ilassakin Qablaha” dan sebagainya.

Penduduk Mekah memang orang kota yang tidak lagi melakukan penekanan dalam mengucapkan hamzah. Sebab menurut pakar bahasa, jarak pemukiman antara mereka sudah demikian dekat dan umumnya tingkat pergaulan orang kota sudah demikian halus sehingga dalam percakapan pun demikian tidak perlu keras-keras.

Fenomena Idgham

Fenomena bacaan Idgham juga demikian. Orang Badui seperti suku Tamim cenderung meringkas ucapan dengan cara mengidghamkan (melempit huruf ke dalam huruf lainnya) agar lidah tidak banyak kerjaan, mengingat jarak rumah mereka yang berjam-jam memerlukan peringkasan yang demikian ibu. 

Berbeda dengan suku Quraisy yang tidak perlu tergesa-gesa dalam pengucapan huruf. Mereka mengucapkan huruf apa adanya dan pelan dan berbagai fenomena dialek lain.

Nabi sangat memahami adama ragam dialek tersebut. Nabi sangat menyadari bahwa bangsa Arab akhirnya banyak yang akan masuk Islam. Ketika mereka masuk Islam maka menu spiritual yang akan mereka konsumsi adalah membaca Al-Quran. Jika mereka dipaksa harus membaca Al-Quran dengan menggunakan dialek suku Quraisy maka akan muncul kendala dalam membaca Al-Quran.

Seseorang yang menggunakan satu dialek tertentu sedari kecilnya tidak mudah baginya untuk beralih ke dialek lainnya. Nabi juga memahami bahwa umatnya sangat beragam tingkat pengetahuannya, ada yang “ummi” (tidak bisa membaca dan menulis), ada yang karena faktor umur tidak bisa mengucapkan kata-kata yang pas seperti orang tua dan anak-anak. Melihat latar belakang itu semua, Nabi Muhammad yang sangat penyayang kepada umatnya memohon kepada Allah melalui Malaikat Jibril agar Allah memberikan keringanan dalam cara membaca Al-Qur’an. 

Allah mengabulkan permintaan Nabi ini dan menyuruhnya membaca Al-Qur’an kepada umatnya dengan “Tujuh Huruf” sesuai dengan bunyi salah satu hadis Kata “membacakan menunjukkan arti bahwa seluruh ragam bacaan Al-Qur’an haruslah berasal dari Nabi Muhammad, bukan dari orang per orang. 

Banyak segi positif dari turunnya Al-Quran dengan Tujuh Huruf ini, di antaranya sebagai berikut:

Pertama, dengan adanya keleluasaan ini, bangsa Arab yang mendiami Jazirah Arab dapat membaca Al-Quran sesuai dengan apa yang mudah bagi mereka.

Kedua, dengan pemberlakuan ini, bangsa Arab merasa memiliki Al-Qur’an, karena dialek mereka diakomodasi oleh bacaan Al-Qur’an yang sah. Dengan demikian, sosialisasi Al-Quran semakin intensif dan membawa hasil guna yang besar. Dakwah Islam bisa meluas secara cepat.

Di samping kedua hal di atas ada satu hal lagi yang tidaklah pentingnya pembacaan Al-Qur’an dengan Anda ti mengabadikan dan merekam berbagai macam dialek suku Arab pada waktu Al-Qur’an diturunkan. Bagi seorang peneliti kaman sejarah ini menjadi bahan yang sangat berguna untuk ke bagai kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Sumber:

Muhammad, Ahsin Sakho. 2019. Membumikan Ulumul Quran. Jakarta Selatan: PT Qaf Media Kreativa.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran Karantina Hafal Quran Sebulan
www.hafalquransebulan.com
WhatsApp 081312700100

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security