Atomic Habit dalam Upaya Menghafal Al-Quran 30 Juz

Hafal Quran Sebulan

Atomic Habit dalam Upaya Menghafal Al-Quran 30 Juz

23 November 2023 Artikel 0

Sahabatku yang bersemangat! Kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip dari buku “Atomic Habits” karya James Clear tetapi dikaitkan dengan perjalanan kita menghafal Al-Quran sebelum memutuskan untuk belajar di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional.

Seperti kita tahu, menghafal Al-Quran bukanlah tugas yang mudah, tapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa membuatnya lebih terstruktur dan menyenangkan. Yuk, kita mulai!

1. Memulai dengan Langkah Kecil

Ingat, tidak ada gunung yang bisa kita daki dalam satu langkah. Mulailah dengan langkah kecil. Mungkin kita bisa mulai dengan satu ayat per hari atau satu hafalam per hari. Ini mungkin terdengar sangat sedikit, tapi ingat, menghafal Al-Quran itu maraton, bukan sprint. Dengan memulai kecil, kita tidak akan merasa kewalahan.

Adapun saat berada di karantina tahfizh Al-Quran, para peserta menghafalkan Al-Quran setiap baris sampai 15 baris atau 1 halaman. Hafalan 1 halaman ini kemudian diperdengarkan dihadapat Muhaffizh/ah. Ini merupakan langkah-langkah kecil yang efektif untuk menghimpun hafalan Al-Quran.

Apabila sudah khatam 30 juz dengan tasmi’ per halaman maka langkah berikutnya hafalkan dengan lancar setiap 5 halaman sampai lancar 1 juz dan seterusnya berproses hingga 30 juz dengan pengujian per 1 juz, per 5 juz, per 10 juz, per 15 juz dan 30 juz.

2. Rutinitas yang Konsisten

Kunci dari Atomic Habits adalah konsistensi. Usahakan untuk menghafal pada waktu yang sama setiap hari. Mungkin pagi hari saat pikiran masih segar, atau malam hari ketika suasana lebih tenang. Konsistensi ini akan membantu kita membentuk kebiasaan yang kuat.

Saat berada di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, rutinitas menghafalkan Al-Quran lebih disiplin yaitu durasi 12 jam belajar untuk memanfaatkan seluruh waktu untuk menghafal Al-Quran.

3. Lingkungan yang Mendukung

Lingkungan memiliki peran besar dalam membantu kita menghafal. Ciptakan ruang yang nyaman dan bebas dari gangguan. Bisa jadi itu sudut kamar atau meja belajar yang rapi. Pastikan juga gadget atau benda-benda yang bisa mengalihkan perhatian jauh dari jangkauan.

Semua peralatan elektronik dan otomotif, selama berada di karantina tahfizh maka akan diatur oleh pengurus sekretariat Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional. Hal ini bertujuan supaya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar Al-Quran.

4. Visualisasi Kemajuan

Tulislah kemajuan hafalan Al-Quran pada Display Hafalan Al-Quran. Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional disediakan diplay yang memungkinkan bagi peserta untuk melihat visualisasi kemajuan hafalan per halaman dan per juz, dan tandai setiap kali kamu berhasil menghafal satu halaman atau satu surat. Ini akan memberi rasa pencapaian dan memotivasi untuk terus maju.

Display hafalan Al-Quran sengaja ditempel di dinding supaya dapat dilihat oleh seluruh peserta dan penyelenggara sehingga menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan dan penanganan santri.

5. Rayakan Setiap Pencapaian

Setiap kali berhasil menghafal satu surat atau menyelesaikan satu juz, rayakan! Bisa dengan cara sederhana seperti ucapan komando takbir dan seluruh peserta bertakbir dengan penuh semangat. Ini penting untuk meningkatkan semangat menghafal Al-Quran.

Tidak perlu merasa kecil hati dengan peserta lain yang sudah mencapai target hafalan. Merayakan sekecil apa pun kemajuan dalam menghafal Al-Quran akan dapat meningkatkan motivasi belajar. Setiap berhasil menghafal Al-Quran 1 baris merupakan pencapaian yang luar biasa, kemudian mencapai 1 halaman, 1 surat, 1 juz, dan seterusnya. Ini merupakan upaya menjaga dan meningkatkan kesemangatan.

6. Mengatasi Hambatan

Akan ada saatnya kita merasa stuck atau kehilangan motivasi. Saat itu terjadi, ingatlah tujuan awal kita menghafal Al-Quran. Beristirahatlah jika perlu, tapi jangan menyerah. Ingatlah bahwa setiap ayat yang kita hafal adalah investasi untuk akhirat kita.

Hambatan menghafal Al-Quran tidak akan lepas dari 4 faktor berikut ini: yaitu standarisasi tahsin tilawah Al-Quran, kedisiplinan menjalankan Standar Operasional Prosedur, menjaga kesehatan fisik, mental, dan ruhani, kemudian mempraktikkan penggunaan Al-Quran Yadain. Jika hal ini tidak ada hambatan maka biasanya target tercapai atas izin Allah Subhanahu Wata’ala.

7. Berkumpul dengan Komunitas yang Sevisi

Bergabunglah dengan grup atau komunitas penghafal Al-Quran. Ini akan sangat membantu, terutama dalam memberikan dukungan moral dan motivasi. Kita bisa saling berbagi tips dan pengalaman, serta saling menguatkan.

Dalam konteks Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, kami berkumpul dari berbagai provinsi dan negara tetangga untuk menghafalkan Al-Quran dengan durasi 12 jam intensif selama program karantina tahfizh Al-Quran.

8. Kembali ke Dasar

Jika kita merasa kesulitan, kembali ke dasar. Mungkin kita perlu memperlambat tempo, mengulang hafalan lama, atau mencari metode menghafal yang berbeda. Jangan takut untuk mencoba pendekatan baru.

Muhaffizh/ah siap menerima konsultasi dan penanganan kesulitan menghafal Al-Quran. Apabila bacaan tajwid belum lancar maka target utama yaitu dengan mempelajari praktik tahsin tilawah Al-Quran dengan cara dicontohkan oleh Muhaffizh/ah.

9. Sabar dan Tawakal

Sabar adalah kunci dalam menghafal Al-Quran. Ada kalanya proses ini terasa sangat lambat, tapi percayalah bahwa setiap usaha kita tidak akan sia-sia. Dan jangan lupa untuk selalu bertawakal kepada Allah SWT, karena tanpa izin-Nya, kita tidak akan bisa mencapai apa pun.

10. Tetap Semangat dan Positif

Terakhir, tetaplah semangat dan positif. Setiap orang memiliki ritme dan cara belajarnya masing-masing. Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Percaya pada kemampuan diri sendiri dan selalu ingat bahwa Allah SWT selalu bersama kita dalam setiap langkah.

Menghafal Al-Quran 30 juz mungkin tampak seperti perjalanan yang panjang dan berat. Namun, dengan menerapkan prinsip-prinsip dari Atomic Habits, kita bisa membuat perjalanan ini lebih terstruktur dan menyenangkan. Ingat, tujuan akhir kita bukan hanya menghafal, tapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga apa yang kita bahas di sini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk kita semua dalam perjalanan menghafal Al-Quran. Mari kita mulai perjalanan ini dengan hati yang bersih, niat yang kuat, dan kepercayaan pada diri sendiri. Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita dan menjadikan Al-Quran sebagai cahaya dalam kehidupan kita. Aamiin.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *