Metode Menghafal Al-Quran dan Cara Menyimpan dalam Memory Setiap Orang

Hafal Quran Sebulan

Metode Menghafal Al-Quran dan Cara Menyimpan dalam Memory Setiap Orang

9 June 2017 Artikel 0

Hafalan Al-Qur’an 30 juz tidak dihasilkan dari mempelajari banyaknya metode menghafal Al-Quran, melainkan dengan proses secara konsisten mengaplikasikan banyaknya membaca Al-Qur’an diulang per setengah ayat, per ayat, per halaman, sampai hafal ber-juz-juz sehingga khatam hafalan 30 Juz.

Pengertian Metode Menghafal Al-Quran

Istilah “Metode” berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “metode” adalah cara kerja yang mempunyai sistem dalam memudahkan pelaksanaan dari suatu kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Menurut Drs. Agus M. Hardjana metode ialah cara yang telah dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu demi tercapainya sebuah tujuan.

Dalam bahasa Arab “metode” dikenal sebagai istilah “Thariqah” “طريقه” metode. Sedangkan jamaknya yaitu “Thuruq” “طرق” metode-metode.

Ada banyak “cara” atau “jalan” untuk menghafal Al-Qur’an namun apabila tidak mengalami secara langsung “jalan” tersebut mustahil bisa hafal Al-Qur’an 30 juz dengan lancar.

Dari puluhan metode menghafal Al-Quran yang ada di dunia ini yang paling pasti adalah menghafal Quran tidak bisa lepas dari pembacaannya yang berulang-ulang.

Metode Menghafal Al-Quran di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Yayasan Karantina Tahfidz Al-Qur’an Nasional (YKTN Pusat) mengembangkan berbagai macam metode menghafal Al-Qur’an dengan sistem Karantina Hafal Al-Qur’an Sebulan dan Metode Yadain Litahfizhil Qur’an.

Jika syarat dan ketentuan karantina tahfizh dilakukan secara 100% biasanya para peserta mampu menghafalkan 30 juz kurang dari sebulan. Namun apabila persyaratannya tidak memenuhi kriteria ideal maka pencapaiannya pun bisa jadi kurang dari 30 juz dalam sebulan.

Contoh saja bagi para pemula biidznillah mampu menyetorkan hafalan Al-Qur’an 10 juz 15 Juz 20 juz 25 juz dalam sebulan itu pun sudah berhasil. Yang terpenting adalah mendapatkan pola metode menghafal Al-Quran yang akan diaplikasikan pasca Karantina Tahfizh yaitu terus-menerus menambah hafalan dan muraja’ahnya.

Cara Menyimpan dalam Memory Setiap Orang

Menghafal Al-Quran tanpa menggunakan metode dapat menghasilkan hafalan ayat Qur’an yang penyimpanannya di dalam memori menjadi berbeda-beda, beraneka ragam seperti ini misalnya:

  1. Ada penghafal Qur’an yang menyimpan hafalannya dalam kelancaran bibir yang bergerak secara otomatis tanpa berpikir tanpa membayangkan tulisan dan terjemahnya dan belum menggunakan pemahaman, yang penting lancar bisa setoran hafalan ayat Al-Qur’an.
  2. Ada penghafal Quran yang menyimpan hafalannya pada imajinasi tulisan Arab yang ada di dalam pikirannya dan dibaca secara perlahan-lahan, belum menggunakan terjemah dan belum menggunakan pemahaman.
  3. Ada penghafal Quran yang menyimpan hafalannya diletakkan pada pendengaran telinganya sehingga tersimpan di dalam memory berupa suara imajinasi yang dapat berbunyi ketika membaca Al-Qur’an mengikuti bacaan yang pernah dihafalnya melalui ingatan pendengaran.
  4. Ada penghafal Quran yang menyimpan hafalannya di dalam gerakan anggota tubuh misalnya kaki sambil berjalan-jalan, berlari tanpa konsentrasi tanpa susah payah membacakan Al-Qur’an dengan lancar, belum menggunakan termah dan belum menggunakan pemahaman.
  5. Ada penghafal Quran yang menyimpan hafalannya dalam bentuk audio nada-nada tilawah meniru suara syech timur tengah tanpa menghafal pun hafalan lancar tanpa melihat mushaf
  6. Ada penghafal Al-Qur’an yang menyimpan hafalannya dalam gerakan tangan yaitu menggunakan bahasa isyarat hafalannya lancar ketika gerakannya hafal karena mengikuti alur terjemah dari makna ayat yang dibaca
  7. Ada penghafal Al-Quran yang menyimpan hafalannya dalam bentuk cerita imajinasi berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an
  8. Ada penghafal Al-Quran yang menyimpan hafalannya dalam bentuk mushaf imajinasi yang terlihat tulisannya, dirangkai berdasarkan pemahaman terjemah.
  9. Ada “penghafal Al-Qur’an” yang tidak mau mempraktikkan metode menghafal Al-Qur’an, senangnya hanya mencari metode-metode menghafal Al-Qur’an tanpa mau membaca Al-Qur’an. Nah yang terakhir demikian ini mustahil bisa hafal Al-Qur’an 30 juz. Maka berproseslah untuk menghafal Al-Qur’an karena tujuan dari adanya metode-metode tahfizh adalah untuk dipraktekkan apapun caranya dalam menghafal Al-Qur’an.

Kalau kita merujuk kepada sistem pembelajaran klasik, terdapat sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “At Thariqatu Ahammu Minal Maddah, Wal Ustadzu Ahammu Minat Tariqah, Wa Ruhul Ustadzu Ahammu Min Kulli Syaiin” Arti dari kaidah di atas adalah bahwa “Metode lebih utama daripada materi, dan guru lebih utama daripada metode, serta ruh (semangat) guru lebih utama dari segalanya”.

Memungkinkan ada banyak model-model lain hasil Hafalan Al-Qur’an yang ada dalam pikiran para penghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an itu adalah tugas yang mulia dan orang-orang yang mempelajarinya dimuliakan di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Belajar Al-Qur’an itu juga ada prosesnya. Sehingga salah besar jika mencemooh orang lain dengan mengatakan, “Ngapain menghafal Al-Qur’an kalau tidak paham terjemahnya?”

Yang benar adalah teruslah belajar Al-Qur’an karena setiap pelajaran pasti ada tahapannya. Jika saat ini belum mampu membaca Al-Qur’an maka belajarlah membacanya, dan jika belum menggunakan terjemah maka belajarlah dan janganlah tergesa-gesa ingin bisa sempurna. Berproseslah terus menerus…!

Standarisasi Metode Menghafal Al-Quran di Karantina Tahfizh Al-Quran

Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional dengan ikhtiar Metode Yadain Litahfizhil Qur’an membuka program Karantina Hafal Al-Qur’an Sebulan dengan harapan Hafalan yang tersimpan berbentuk:

“Saat ayat dibaca disertai visualisasi tadabbur yaitu menikmati, merasakan menjadi bagian dari cerita dalam isi kandungan hafalan Al-Qur’an yang dibaca tulisannya secara mushaf  Al-Quran Virtual di dalam memory hafalan.”

Al-Qur’an Yadain dirancang untuk memudahkan memahami Al-Qur’an bagi peserta yang belum mahir berbahasa arab. Sehingga menghafal kurang lebih 6000 kosakata Al-Qur’an akan mewakili 77.400-san kosakata 30 Juz Al-Qur’an.

Metode menghafal Al-Qur’an dan cara menyimpan dalam memory setiap orang harus distandarkan sehingga insyaa Allah memudahkan saat proses muraja’ah

Informasi dan pendaftaran hubungi +62 813 12 700 100
atau langsung daftar di www.hafalquransebulan.com

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security