Menjaga Kearifan Al-Qur’an Melalui Karantina Tahfizh: Menelusuri Perjalanan Angkatan Ke-76

Hafal Quran Sebulan

Menjaga Kearifan Al-Qur’an Melalui Karantina Tahfizh: Menelusuri Perjalanan Angkatan Ke-76

17 July 2023 Artikel Berita 0
Menjaga Kearifan Al-Qur'an Melalui Karantina Tahfizh

Menjaga Kearifan Al-Qur’an Melalui Karantina Tahfizh: Menelusuri Perjalanan Angkatan Ke-76

Suatu pagi yang penuh semangat, sekelompok individu berkumpul di pusat karantina, bertekad untuk meraih kedekatan dengan Al-Qur’an. Itulah momen dimulainya perjalanan Angkatan Ke-76 Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional. Sejak tahun 75 angkatan sebelumnya, kegiatan ini telah dirancang dengan teliti, menawarkan kesempatan berharga bagi para peserta untuk menghafal, memahami, dan mengamalkan kandungan mulia dari kitab suci umat Islam.

Dalam perjalanan yang panjang ini, kehadiran Allah dan rahmat-Nya yang melimpah senantiasa disyukuri. Sebab, tidaklah mudah bagi banyak di antara kita untuk meluangkan waktu yang cukup demi menjalin interaksi yang lebih dalam dengan Al-Qur’an. Seberapa banyak dari kita yang sekadar membaca Al-Qur’an tanpa menghayati dan melafalkannya dengan baik? Seberapa banyak yang hanya menyimpannya dalam hati tanpa benar-benar memahaminya?

Namun, karantina Tahfizh Al-Qur’an hadir untuk mengubah paradigma tersebut. Dalam kurun waktu 12 jam setiap hari, Al-Qur’an menjadi panduan utama yang harus mereka pegang erat dalam hafalan. Itu merupakan syarat mutlak dalam sistem keberhasilan proses karantina ini. Tak ada yang main-main, karena dampaknya begitu besar. Keutamaan, pahala, dan syafaat yang dijanjikan menunjukkan betapa pentingnya perjuangan umat Islam dalam menjaga dan memelihara kitab suci ini. Demikian kata Mudir Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, Ustadz Haji Ma’mun Al-Qurthuby, M.Pd. Al-Hafizh.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an sebagai tuntunan bagi manusia, dan Ia berjanji untuk terus menjaganya melaui hamba-Nya yang setia menghafalkan Al-Quran. Meskipun manusia terkadang membuat kesalahan dalam mencetak Al-Qur’an, namun keaslian dan keagungan-Nya tetap terjaga sehingga mudah diperbaiki dan dikembalikan pada keasliannya.

Oleh karena itu, para peserta karantina Tahfizh Al-Qur’an memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keaslian Al-Qur’an yang suci. Setiap langkah para penghafal Al-Quran mempelajari dan menghafalnya menjadi bagian dari sejarah diri mereka sendiri. Tidak hanya sejarah yang berlangsung selama hidup mereka di dunia, tetapi juga sejarah yang akan mereka hadapi di akhirat kelak.

Dalam prosesnya, para peserta karantina Tahfizh Al-Qur’an dibimbing dengan penuh kasih sayang oleh para guru dan rekan seangkatan mereka. Bersama-sama, mereka menjaga semangat dan komitmen untuk terus melangkah. Dalam satu kata dan satu kedipan mata, mereka merenungkan makna yang terkandung dalam setiap ayat Al-Qur’an. Mereka menggali lebih dalam untuk memahami siapa pelaku dalam cerita yang terdapat di dalamnya, bagaimana sifat-sifat mereka, dan apa pesan yang ingin disampaikan.

Mereka diberi pengingat bahwa setiap huruf yang dibaca dalam Al-Qur’an memiliki pahala yang besar. Oleh karena itu, mereka tidak boleh berputus asa dalam perjalanan menghafalnya. Mereka menyadari bahwa Al-Qur’an akan menjadi penolong bagi mereka di hari Kiamat. Karantina Tahfizh Al-Qur’an menjadi ruang untuk menemukan kedekatan dengan kitab suci, menguatkan iman, dan merenungkan arti yang terkandung di dalamnya.

Sebagaimana disampaikan oleh salah seorang peserta, perjalanan menuju karantina Tahfizh Al-Qur’an merupakan momen pembelajaran yang berharga. Mereka didampingi oleh teman-teman yang saling mendukung dan menginspirasi, serta mempraktikkan salat berjamaah dengan penuh kesungguhan. Di sana, mereka mendapatkan cerita-cerita dan ilmu-ilmu baru yang sebelumnya belum pernah mereka ketahui. Semoga mereka semakin dekat dengan Al-Qur’an dan mampu menghafalnya dengan lebih dalam, sehingga makna-makna yang terkandung di dalamnya dapat mereka pahami dengan baik.

Semangat untuk menjaga kalam Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus terus mengalir dalam diri setiap individu. Meski kesibukan dunia seringkali menguasai hidup kita, kita tidak boleh melupakan tugas penting ini. Semoga hafalan Al-Qur’an selalu terjaga di tengah kesibukan mencari rezeki di dunia ini. Melalui karantina Tahfizh Al-Qur’an, kita dapat menjadikan kehidupan kita sebagai sejarah yang dihargai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam kesederhanaan metode yadain, yang menggunakan dua tangan untuk memperjelas ingatan Al-Quran Virtual dan Visualisasi Tadabbur. Menguatkan ingatan pengucapan huruf, peserta karantina Tahfizh Al-Qur’an menunjukkan dedikasi mereka yang sungguh-sungguh. Namun, ketika mereka telah mampu membedakan mana yang hak dan mana yang batil dalam tadabbur, tangan mereka tidak lagi perlu bergerak secara fisik sebab cukup dalam ingatan pemahaman saja itu sudah menguatkan hafalan, Insyaa Allah.

Ketika perjalanan mereka berakhir, para peserta karantina Tahfizh Al-Qur’an Angkatan Ke-76 berhasil meraih keberhasilan yang tak terhingga nilainya. Mereka telah mengukir prestasi dalam diri mereka sendiri, serta menyemai kebaikan yang akan mereka jumpai di masa depan. Kunci utama dalam perjalanan ini adalah niat yang ikhlas, yang mendorong mereka untuk melaksanakan dengan senang hati. Niat yang ikhlas untuk mencari ridho Allah menjadi pusat dari segalanya.

Wisuda Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional Angkatan ke-76

Dokumentasi video tentang karantina Tahfizh Al-Qur’an Angkatan Ke-76 menjadi saksi perjalanan yang penuh semangat ini. Dalam video tersebut, kita dapat melihat betapa setiap peserta berjuang dengan tekun dan semangat tinggi. Mereka menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam menghafal Al-Qur’an, serta menyadari bahwa pahala yang mereka terima setiap harinya adalah anuger

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security