Tergesa-gesa Membaca Al-Qur’an: Hadits dan Implementasinya

Hafal Quran Sebulan

Tergesa-gesa Membaca Al-Qur’an: Hadits dan Implementasinya

19 April 2024 Artikel 0

Pendahuluan

Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional merupakan lembaga pendidikan yang fokus pada bidang bimbingan belajar tahsin, tahfizh baik ziyadah maupun muraja’ah. Banyak orang mengira bahwa menghafal Al-Quran dengan percepatan dilakukan dengan cepat-cepat atau tergesa-gesa sehingga hal ini menimbulkan sikap skeptis dari beberapa pihak.

Karena itu pada artikel ini kita akan membahas tentang hadits larangan tergesa-gesa dalam membaca maupun menghafal Al-Quran. Salah satu hadits ini penting untuk tentang tadabbur Al-Qur’an, karena hadits ini menceritakan tentang turunnya Al-Quran dan sikap Rasulullah yang ingin cepat-cepat hafal Al-Quran dengan menggerakkan lisannya. Namun hal ini ternyata bukan cara efektif untuk menghafal Al-Quran. Lantas seperti apa detailnya, marilah kita bahas secara terperinci. Semoga hadits ini memberikan panduan berharga bagi kita dalam memahami dan mengamalkan ayat suci.

Penjelasan Hadits

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ

فِي قَوْلِهِ تَعَالَى

{ لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ }

قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا وَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى

{ لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ }

قَالَ جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ وَتَقْرَأَهُ

{ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ }

قَالَ فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ

{ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ }

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Abi Aisyah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas terkait firman Allah ﷻ,

“Janganlah engkau gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat ingin (menguasainya).” Ibnu ‘Abbas berkata: “Dahulu Rasulullah ﷺ  bilamana menghadapi wahyu (Al-Qur’an) yang turun kepadanya, beliau sangat kewalahan nan kesulitan.

Diantaranya, beliau kerapkali  menggerak-gerakkan kedua bibirnya.” Ibnu ‘Abbas melanjutkan: “Aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah ﷺ melakukannya.”

Sa’id berkata: “Dan aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) sebagaimana aku melihat Ibnu ‘Abbas melakukannya.” Maka di saat Nabi ﷺ menggerakkan kedua bibirnya, turunlah firman Allah ﷻ: “Janganlah engkau gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan membuatmu pandai membacanya.”

Maksudnya, Allah mengumpulkannya di dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian engkau dapat membacanya. “Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan tersebut.”

Maksudnya, Dengarkan dan diamlah! Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.”

Maksudnya, Dan Kewajiban Kamilah untuk menjelaskan, (sehingga engkau dapat membacanya tanpa kesalahan). Maka Rasulullah ﷺ sejak saat itu bila Jibril ‘Alaihissalam datang kepadanya, beliau mendengarkannya.

Dan Ketika Jibril ‘Alaihissalam telah pergi, maka beliau ﷺ dapat membacanya sebagaimana Jibril ‘Alaihissalam membacanya.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Abbas. Hadits ini menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an dalam surah Al-Qiyamah ayat 16, yang berbunyi:

“Janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur’an dengan tergesa-gesa. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dalam dadamu) dan membantumu membacanya dengan tartil.” (QS. Al-Qiyamah: 16)

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. mengalami kesulitan yang sangat besar dalam menerima ayat-ayat Al-Quran dari malaikat Jibril. Beliau menggerakkan bibirnya untuk mempermudah hafalan, namun Allah SWT melarangnya dengan ayat tersebut.

Kemudian, Ibnu Abbas mendemonstrasikan bagaimana Rasulullah SAW. membaca Al-Qur’an dengan tartil, perlahan dan penuh penghayatan. Hal ini diikuti oleh sahabat Said bin Jubair, yang menirukan cara bacaan Ibnu Abbas.

Pelajaran Penting dari Hadits

Hadits ini mengandung beberapa pelajaran penting bagi kita, yaitu:

  • Larangan tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an. Hal ini penting untuk memastikan pemahaman yang mendalam dan penghayatan yang maksimal terhadap ayat-ayat suci.
  • Kewajiban Allah SWT untuk menjaga dan mengantarkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Ini menunjukkan kasih sayang dan perhatian Allah SWT.
  • Pentingnya tadabbur Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan penuh penghayatan akan membantu kita memahami maknanya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Meneladani cara baca Rasulullah SAW. Beliau adalah contoh terbaik dalam membaca Al-Qur’an dengan tartil dan penuh penghayatan.

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai muslim yang ingin memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dengan benar, kita perlu mengimplementasikan pelajaran dari hadits ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

  • Membaca Al-Qur’an dengan tartil. Luangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an dengan perlahan dan penuh penghayatan.
  • Memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an. Gunakan terjemahan atau tafsir Al-Qur’an untuk membantu memahami maknanya.
  • Men تدبرkan Al-Qur’an. Renungkan ayat-ayat Al-Qur’an dan kaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan. Jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan sumber inspirasi untuk melakukan kebaikan.

Penutup

Hadits tentang larangan tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an merupakan pedoman penting bagi kita dalam memahami dan mengamalkan ayat suci. Dengan mengimplementasikan pelajaran dari hadits ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana di pesantren kita jumpai para santri yang tergesa-gesa ingin cepat-cepat hafal Al-Quran, mereka terbebani dan bertambah susah untuk menghafalkan Al-Quran. Namun santri yang menghafalkan Al-Quran dengan penuh penghayatan baik di kala bacaan lambat, sedang, maupun hadr, ternyata Allah SWT memampukan mereka untuk menghafal Al-Quran lebih efektif. Alhamdulillah.

Mari kita jadikan Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional sebagai tempat untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dengan benar.

Yadi Iryadi, S.Pd.

Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Informasi dan Pendaftaran

www.hafalquransebulan.com

WhatsApp

https://wa.me/6281312700100

Karantina Hafal Quran Sebulan Angkatan 84 di Caracas Cilimus Kuningan
Karantina Hafal Quran Sebulan Angkatan 84 di Caracas Cilimus Kuningan Jawa Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *