Kebaikan Lahir Batin dari Membaca Al-Quran: Hadits Perumpamaan Utrujjah

Hafal Quran Sebulan

Kebaikan Lahir Batin dari Membaca Al-Quran: Hadits Perumpamaan Utrujjah

20 April 2024 Artikel 0

Al-Quran Al-Karim, ya, ini bukan sekadar buku!…

Kitab ini adalah sumber kebijaksanaan yang mendalam dan kebaikan yang tak terhingga dalam Islam. Bukan hanya sebagai panduan umum untuk umat manusia, Al-Quran juga memperkaya kehidupan dengan keindahan spiritual dan moral yang luar biasa. Setiap ayat dari kitab suci ini lebih dari sekadar instruksi; ia menanamkan kedamaian dan harmoni yang mendalam di hati pembacanya.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menggambarkan perumpamaan yang indah dan mendalam tentang nilai membaca Al-Quran bagi seorang mukmin, serta kontrasnya dengan orang yang tidak membaca atau orang yang munafik. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit” (HR. Bukhari dan Muslim).

Interpretasi dan Implikasi

  1. Mukmin yang Membaca Al-Quran (Utrujjah): Utrujjah, atau jeruk citron, dikenal dengan keharumannya yang khas dan rasa yang menyegarkan. Perumpamaan ini menegaskan bahwa orang mukmin yang membaca Al-Quran menghadirkan keharuman dan kebaikan dalam segala aspek kehidupannya, baik dari dalam maupun luar. Kehidupannya dipenuhi dengan kebaikan yang terpancar melalui perkataan dan perbuatan yang manis.
  2. Mukmin yang Tidak Membaca Al-Quran (Kurma): Meskipun kurma tidak memiliki aroma khas, buah ini terkenal dengan manisnya yang alami. Ini menunjukkan bahwa seorang mukmin, meskipun mungkin tidak aktif dalam membaca Al-Quran, masih memiliki kebaikan inheren dalam keimanan yang bisa memberikan manfaat.
  3. Munafik yang Membaca Al-Quran (Raihaanah): Raihaanah adalah tanaman yang wangi tetapi memiliki rasa yang pahit. Ini menggambarkan orang munafik yang mungkin tampak baik di luar karena membaca Al-Quran, namun tidak memiliki keikhlasan sehingga kehidupan spiritualnya tetap pahit.
  4. Munafik yang Tidak Membaca Al-Quran (Hanzhalah): Hanzhalah, yang dikenal sebagai buah yang sangat pahit dan tidak memiliki aroma, adalah gambaran dari kekosongan spiritual total. Ini menunjukkan kehidupan orang munafik yang tidak hanya kosong dari kebaikan tetapi juga penuh dengan kepahitan.

Pentingnya Membaca Al-Quran dalam Kehidupan Seorang Mukmin

Hadits ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya membaca Al-Quran secara teratur. Membaca Al-Quran bukan hanya tentang mendapatkan ilmu, tapi juga tentang mengisi kehidupan dengan keharuman dan kebaikan yang dapat dirasakan oleh diri sendiri dan orang lain. Ini juga merupakan sarana untuk menjaga dan meningkatkan iman, serta memberikan kedamaian dan ketenangan dalam hati.

Hikmah dari Hadits Perumpamaan Utrujjah

Perumpamaan yang diberikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ini tidak hanya mendalam secara spiritual tetapi juga sangat relevan dalam memotivasi umat Islam untuk terus terlibat dalam membaca dan memahami Al-Quran. Setiap kata dari Al-Quran membawa cahaya dan kesegaran dalam kehidupan, mirip dengan efek yang diberikan oleh buah utrujjah yang menyegarkan dan manis.

Dengan membaca Al-Quran, kita mendekatkan diri pada fitrah murni yang Allah inginkan dari setiap mukmin, sambil menjauhkan diri dari sifat-sifat munafik yang bisa merusak kehidupan rohani.

Melalui pembelajaran dan pemahaman yang mendalam dari guru-guru Al-Quran di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, mari kita jadikan Al-Quran sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, mengisi setiap momen dengan keharuman dan manisnya ayat-ayat suci yang membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Informasi dan Pendaftaran

www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *