Ringkasan Tadabbur Surah An-Naba 1-40

Ringkasan Tadabbur Surah An-Naba 1-40

23 September 2020 Artikel 2
yayasan Karantina tahfidz al-quran nasional - hafal quran sebulan

Tidak setiap orang memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari sumbernya langsung di pondok pesantren. Saat ini sudah banyak umat Islam yang menghafal Surah An-Naba 1-40. Akan tetapi, hafalan yang dimiliki baru sebatas pengucapan tanpa disertai dengan pemahaman tadabbur. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai ringkasan tadabbur isi kandungan surat An Naba 1-40 yang bersumber dari tafsir ibnu katsir, asbabun nuzul, Al-Quran terjemah, dan Panduan Memahami Kesan dan Pesan Intisari Al-Quran.

Surat An-Naba artinya berita besar. Nama An Naba diambil dari ayat kedua pada surat ini. Disebut juga surah amma yatasa alun.

Surah An-Naba’ terdiri dari 40 ayat termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan setelah surah Al-Ma’arij. Dinamakan An-Naba’ karena diambil dari lafazh ayat ke dua darinya. Surat ini disebut juga ‘amma yatasa alun sebagaimana diambil dari ayat pertama.

Membaca Al-Quran terjemah Surah An-Naba’ merupakan salah satu cara untuk memahami Al-Quran terutama bagi masyarakat muslim yang belum memahami bahasa Arab. Membaca tafsir terjemahan juga lebih baik karena penjelasan lebih terperinci. Akan tetapi, idealnya memang belajar langsung dari kitab-kitab tafsir klasik bersama para ulama Al-Quran yang keilmuannya mumpuni. Apabila belajar otodidak maka tetap diharuskan untuk konsultasi dengan guru Al-Quran, agar tidak terjadi salah interpretasi saat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Asbabun Nuzul Surah An-Naba

Menurut riwayat Ibnu Abbas, ketika Al-Quran turun, orang-orang Quraisy sering bertanya-tanya satu sama lain tentang berita yang terdapat di dalamnya. Diantara mereka ada yang membenarkan dan ada pula yang mendustakan. Maka turunlah Surah An-Naba ini.

Karantina Ramadhan 2024

Surah An Naba berapa ayat?

total 40 ayat.

Isi Kandungan Surah An Naba 1 – 40

Pokok surat An Naba dan artinya menceritakan pengingkaran orang-orang musyrik terhadap ancaman Allah terhadap sikap mereka. Kekuasaan Allah yang ada di alam semesta sebagai bukti adanya hari kebangkitan; peristiwa-peristiwa yang terjadi saat hari kebangkitan. Adzab yang diterima oleh orang-orang yang mendustakan. Begitu pula kenikmatan yang diterima orang bertakwa ketika di akhirat dan penyesalan orang-orang kafir pada hari kiamat.

Tadabbur Surah An-Naba’ Ayat 1-16

Peristiwa kiamat pasti terjadi sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi mengenai terjadinya. Allah telah menampakkan kekuasaannya di alam ini seperti bumi yang dihamparkan, gunung-gunung yang dipancangkan, manusia yang berpasangan, aktivitas tidur untuk istirahat, malam ditandai dengan gelap, siang untuk bekerja, di atas langit ada tujuh langit yang kokoh, dari awan turun air hujan yang tercurah untuk menumbuhkan biji-bijian juga menjadikan kebun-kebun yang rindang dengan dedaunan dan buah-buahan.

Tadabbur Surah An-Naba’ Ayat 17-20

Hari kiamat dijadikan sebagai pemisah antara kaum mukmin dengan kaum kafir dan waktunya telah ditentukan oleh Allah namun masih dirahasiakan sampai nanti pasti datang saat waktu terjadinya. Peristiwa pada hari itu ditiupkan sangka kala, maka manusia datang berduyun-duyun, langit terbelah dan gunung-gunung dihancurleburkan.

Tadabbur Surah An-Naba’ Ayat 21-28

Neraka Jahannah selalu mengintai dan menjadi tempat kembali bagi orang yang melanggar batas-batas aturan Allah. Orang kafir itu tinggal di dalamnya tanpa diberi udara dan air dingin melainkan air panas dan nanah yang bau sebagai balasan yang setimpal. Mereka ketika di dunia tidak berharap adanya akhirat karena menolak berita dari Al-Quran dengan benar-benar mendustakan.

Tadabbur Surah An-Naba’ Ayat 29-30

Allah menghitung segala perbuatan manusia dalam suatu catatan. Orang yang kafir kepada Allah, akan merasakan azab neraka yang semakin lama semakin bertambah.

Tadabbur Surah An Naba Ayat 31-40

Sebaliknya pada ayat 31-40 Allah menjelaskan balasan bagi orang-orang bertakwa di hari kiamat mengalami sukses besar. Mereka masuk surga dengan segala fasilitas istimewa seperti yang diceritakan dalam surah Al-Waqi’ah dan sebagainya. Surga merupakan balasan atas keimanan dan amal saleh yang dilakukannya saat di dunia. Adapun orang kafir saat di akhirat menyesali perbuatan ingkar mereka terhadap kebenaran tentang berita yang besar dari berita Al-Quran (Surah An-Naba’) sehingga di akhirat orang kafir sampai berkata ingin menjadi tanah saja.

Hikmah Tadabbur Surah An-Naba’

Pelajaran yang dapat diambil dari membaca dan menghafalkan Surah An-Naba’:

Orang beriman akan meyakini keberadaan hari kiamat dan akhirat sehingga hatinya tenang dan tidak mempertanyakan hal-hal yang sudah diyakini pasti terjadi.

Orang kafir pun suatu saat akan melihat bukti kebenaran hari yang besar tersebut

Meyakini bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dan kehidupan dunia di dalamnya sebagai bukti adanya hari berbangkit.

Peristiwa hari berbangkit merupakan hari yang besar dan telah ditentukan oleh Allah

Orang-orang yang melampaui batas dan tidak percaya adanya berita yang besar maka akan kembali pada neraka jahannam maka berimanlah dan bertakwalah mumpung masih hidup di dunia.

Segala amal baik dan buruk manusia sudah dicatat dalam rekaman malaikat dan akan mendapatkan balasan.

Orang beriman dan bertakwa akan mendapatkan kemenangan dengan kenikmatan surga

Orang yang dikehendaki Allah akan menempuh jalan kembali kepada-Nya maka mohonlah hidayah.

Orang yang tidak beriman akan menyesali kekafiran sehingga agar tidak menyesal maka berimanlah mumpung masih di dunia.

Ini merupakan ringkasan isi kandungan surat An Naba, adapun jika ingin lebih mendalam lagi maka dapat menggunakan referensi-referensi terkait dengan surah ini. Banyak umat Islam yang sudah memulai menghafal Al-Quran sehingga wajar apabila ada rasa ingin tahu terhadap ringkasan tadabbur Surah An-Naba 1-40. Semoga Allah memudahkan kita semua dalam mempelajari Al-Quran, Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Berikut Surah Lengkap An-Naba ayat 1-40

1. عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ

Arab-latin: ‘amma yatasā`alụn

Artinya: “Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?”

2. عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ

Arab-latin: ‘anin-naba`il-‘aẓīm

Artinya: “Tentang berita yang besar,”

3. ٱلَّذِى هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ

Arab-latin: allażī hum fīhi mukhtalifụn

Artinya: “yang mereka perselisihkan tentang ini.”

4. كَلَّا سَيَعْلَمُونَ

Arab-latin: kallā saya’lamụn

Artinya: “Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui,”

5. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ

Arab-latin: ṡumma kallā saya’lamụn

Artinya: “kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.”

6. أَلَمْ نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ مِهَٰدًا

Arab-latin: a lam naj’alil-arḍa mihādā

Artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?”

7. وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا

Arab-latin: wal-jibāla autādā

Artinya: “dan gunung-gunung sebagai pasak?”

8. وَخَلَقْنَٰكُمْ أَزْوَٰجًا

Arab-latin: wa khalaqnākum azwājā

Artinya: “dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,”

9. وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

Arab-latin: wa ja’alnā naumakum subātā

Artinya: “dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,”

10. وَجَعَلْنَا ٱلَّيْلَ لِبَاسًا

Arab-latin: wa ja’alnal-laila libāsā

Artinya: “dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,”

11. وَجَعَلْنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشًا

Arab-latin: wa ja’alnan-nahāra ma’āsyā

Artinya: “dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,”

12. وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا

Arab-latin: wa banainā fauqakum sab’an syidādā

Artinya: “dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,”

13. وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا

Arab-latin: wa ja’alnā sirājaw wahhājā

Artinya: “dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),”

14. وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلْمُعْصِرَٰتِ مَآءً ثَجَّاجًا

Arab-latin: wa anzalnā minal-mu’ṣirāti mā`an ṡajjājā

Artinya: “dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,”

15. لِّنُخْرِجَ بِهِۦ حَبًّا وَنَبَاتًا

Arab-latin: linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā

Artinya: “supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,”

16. وَجَنَّٰتٍ أَلْفَافًا

Arab-latin: wa jannātin alfāfā

Artinya: “dan kebun-kebun yang lebat?”

17. إِنَّ يَوْمَ ٱلْفَصْلِ كَانَ مِيقَٰتًا

Arab-latin: inna yaumal-faṣli kāna mīqātā

Artinya: “Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,”

18. يَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا

Arab-latin: yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā

Artinya: “yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,”

19. وَفُتِحَتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتْ أَبْوَٰبًا

Arab-latin: wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā

Artinya: “dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu,”

20. وَسُيِّرَتِ ٱلْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا

Arab-latin: wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā

Artinya: “dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.”

21.إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا

Arab-latin: inna jahannama kānat mirṣādā

Artinya: “Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai,”

22. لِّلطَّٰغِينَ مَـَٔابًا

Arab-latin: liṭ-ṭāgīna ma`ābā

Artinya: “lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,”

23. لَّٰبِثِينَ فِيهَآ أَحْقَابًا

Arab-latin: lābiṡīna fīhā aḥqābā

Artinya: “mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,”

24. لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا

Arab-latin: lā yażụqụna fīhā bardaw wa lā syarābā

Artinya: “mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,”

25. إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

Arab-latin: illā ḥamīmaw wa gassāqā

Artinya: “selain air yang mendidih dan nanah,”

  1. جَزَآءً وِفَاقًا

Arab-latin: jazā`aw wifāqā

Artinya: “sebagai pambalasan yang setimpal.”

  1. إِنَّهُمْ كَانُوا۟ لَا يَرْجُونَ حِسَابًا

Arab-latin: innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā

Artinya: “Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab,”

  1. وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا كِذَّابًا

Arab-latin: wa każżabụ bi`āyātinā kiżżābā

Artinya: “dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya.”

  1. وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ كِتَٰبًا

Arab-latin: wa kulla syai`in aḥṣaināhu kitābā

Artinya: “Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab.”

  1. فَذُوقُوا۟ فَلَن نَّزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا

Arab-latin: fa żụqụ fa lan nazīdakum illā ‘ażābā

Artinya: “Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.”

  1. إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا

Arab-latin: inna lil-muttaqīna mafāzā

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,”

  1. حَدَآئِقَ وَأَعْنَٰبًا

Arab-latin: ḥadā`iqa wa a’nābā

Artinya: “(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,”

  1. وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا

Arab-latin: wa kawā’iba atrābā

Artinya: “dan gadis-gadis remaja yang sebaya,”

  1. وَكَأْسًا دِهَاقًا

Arab-latin: wa ka`san dihāqā

Artinya: “dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).”

  1. لَّا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّٰبًا

Arab-latin: lā yasma’ụna fīhā lagwaw wa lā kiżżābā

Artinya: “Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) perkataan dusta.”

  1. جَزَآءً مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابًا

Arab-latin: jazāam mir rabbika 'aṭāan ḥisābā

Artinya: “Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.”

  1. رَّبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ٱلرَّحْمَٰنِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا

Arab-latin: rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumar-raḥmāni lā yamlikụna min-hu khiṭābā

Artinya: “Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.”

  1. يَوْمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا

Arab-latin: yauma yaqụmur-rụḥu wal-malā`ikatu ṣaffal lā yatakallamụna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā

Artinya: “Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.”

  1. ذَٰلِكَ ٱلْيَوْمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ مَـَٔابًا

Arab-latin: żālikal-yaumul-ḥaqq, fa man syāattakhaża ilā rabbihī maābā

Artinya: “Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.”

  1. إِنَّآ أَنذَرْنَٰكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنظُرُ ٱلْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلْكَافِرُ يَٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرَٰبًۢا

Arab-latin: innā anżarnākum ‘ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”

Baca artikel detikhikmah, “Surat An-Naba 1-40 Lengkap: Arab, Latin, Terjemah dan Keutamaannya” selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6559830/surat-an-naba-1-40-lengkap-arab-latin-terjemah-dan-keutamaannya.

Yadi iryadi, S.Pd.

Dewan Pembina Yayasan karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

 

2 Responses

  1. Lidia says:

    Jazaakumullohu khoiron katsiiron ilmunya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *