Perbanyak Alasan Untuk Mulai Menghafalkan Al-Qur’an

Perbanyak Alasan Untuk Mulai Menghafalkan Al-Qur’an

8 June 2017 Artikel 0

Berbuat baik hendaknya tidak ditunda-tunda, segera kerjakan maka Allah dan Rasulnya akan menyaksikan apa yang telah kita kerjakan.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ

إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Di dunia perbuatan tersebut akan disaksikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Jika berupa ketaatan, ia akan mendapatkan pujian dan pahala yang besar di dunia dan akhirat. Namun, jika berupa kemaksiatan ia akan mendapatkan hinaan di dunia dan siksaan yang pedih di akhirat.

Mengapa ada orang yang rajin lari pagi padahal usianya sudah hampir tua?…

Tentu karena orang tersebut mengetahui dan merasakan pentingnya lari pagi.

Seperti halnya lari pagi yang dianggap sebagai olah raga yang melelahkan namun menyehatkan badan. Saat seseorang fokus pada rasa capek lari pagi maka dia tidak akan melakukannya. Namun saat seseorang fokus pada manfaatnya maka akan dilakukan dengan suka rela bahkan senang hati.

Begitulah halnya dengan menghafalkan Al-Qur’an. Bagi sebagian orang membayangkannya saja pun sudah lelah dan enggan. Namun bagi Anda yang memahami Al-Qur’an penting untuk dipelajari dan dihafalkan maka menghafal Al-Qur’an menjadi rutinitas yang sangat menyenangkan.

Menghafalkan Al-Qur’an dapat dilakukan oleh janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, pemuda, dewasa dan orang tua dengan berbagai cara yang sesuai dengan usianya.

Khusus di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang penting calon peserta sudah mampu membaca Al-Qur’an secara mandiri sesuai kaidah tajwid.

Memahami pentingnya mempelajari dan menghafal Al-Qur’an membuat motivasi seseorang terus berkobar dan terus menjalani menghafalnya dengan senang hati terlebih sebentar lagi bulan Ramadhan. Maka sebelum bulan Ramadhan pun kita mulai rajin membaca Al-Qur’an dengan berbagai alasan yang mendukungnya.

Anda butuh alasan-alasan yang membuat semangat menghafal Al-Qur’an. Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri, “Mengapa saya menghafalkan Al-Qur’an?…”

Rata-rata jawabannya sebagai berikut:

Ingin mendapat kemuliaan bersama para rasul, ambiya, shahabat, syuhada dan shalihin di surga

Ingin memberikan mahkota kemuliaan kepada kedua orang tua

Ingin mendapatkan pahala setiap hurufnya 10 kebaikan

Ingin menjadi sebaik-baiknya manusia sebagaimana hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam

Ingin memperoleh keberkahan dunia dan akhirat

Ingin mendapatkan beasiswa, menunjang profesi, akan diumrahkan dan lain sebagainya

Tentu jawaban tersebut mempengaruhi keputusan Anda untuk semakin rajin membaca Al-Qur’an. Perbanyaklah alasan yang membuat Anda berdaya.

Sebab mereka yang tidak mau mempelajari Al-Qur’an pun mempunyai alasan-alasan maka alasan terbaik adalah alasan yang membuat kita semua mendulang pahala kebaikan dari Al-Qur’an.

Memahami dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits menyebabkan kemalasan hilang berganti dengan semangat yang berkobar terus menerus membaca hafalan Al-Qur’an agar hafal dan pahalanya banyak.

Berikut ini mengingatkan kembali penulis pada keutamaan-keutamaan menghafalkan Al-Qur’an berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Hadits.

Keutamaan-keutamaan menghafal Al-Qur’an

Perniagaan yang selalu beruntung

 إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ

Artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan mendirikan shalat dan menafkahkan dari sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (Q.S. Fathir : 29)

Menambah keimanan

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Rabb mereka bertawakkal. (QS. Al-Anfal : 2)

Mendapatkan pahala berlipat ganda

 (مَنْ قَرَأَ حَرْفَاً مِنْ كِتَابِ الله فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْف وَميمٌ حَرْفٌ (رواه الترمذي

Artinya:

“Barang siapa yang membaca satu huruf Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Menjadikan Ummat Terbaik

(خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنُ وَعَلَّمَهُ. (رواه البخاري

Artinya:

Sebaik-baik kaum adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Menjadi Penolong pada Hari Qiyamat

(اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ  (رواه مسلم

Artinya:

“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan menjadi penolong pada hari qiyamat pada shohibnya.”  (HR. Muslim)

Mengangkat Derajat Manusia

(إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ (رواه مسلم

Artinya:

“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkan yang lain (karena meninggalkan Al-Qur’an.”  (HR. Muslim)

Pembacanya akan dikumpulkan bersama malaikat yang mulia

(الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ  (رواه البخار ومسلم

Artinya:

“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, maka ia bersama malaikat yang mulia dan ta’at. Dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhori Muslim).

Ciri Khas Orang Berilmu

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ

Artinya:

“Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-‘Ankabut : 49)

Dapat Menghidupkan Hati

(إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنْ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ (رواه الترمذي

Artinya:

“Sesungguhnya orang yang dihatinya kosong dari hafalan Al-Qur’an bagaikan rumah yang rusak.” (HR. At-Tirmidzi)

Sebaik-Baik Kesibukan Bagi Seorang Muslim

(يقول الرب تبارك وتعالي : مَنْ شَغَلَهُ ذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ (رواه الترميذي

Artinya:

“Allah SWT berfirman, Barang siapa disibukkan oleh Al-Qur’an sampai-sampai tidak sempat berdzikir dan bermohon kepada-Ku maka akan aku berikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dari pada apa  yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang meminta.” (HR. At-Turmudzi)

Menjadi Ahli Allah (Keluarga Allah) dan Orang-Orang Keistimewaan-Nya

(إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ. قِيْلَ مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ أَهْلُ الْقُرْءَان ِ هُوَ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ (رواه أحمدو النسائي والدارمي و ابن ماجة والحاكم

Artinya:

”Sesungguhnya Allah SWT itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia,”lalu sahabat bertanya: “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?”.Beliau menjawab: “yaitu Ahlu Al Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa bagi Allah.” (H.R. Ahmad, An Nasai, Ibnu Majah, Ad Darimi, dan Al Hakim dari Anas r.a.)

Meninggikan Derajat Seseorang di Surga

(يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْءَان ِ اِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُهَا (رواه أبو داود والترمذي

Artinya:

“(Pada hari Kiamat), dikatakan kepada shahib Al Qur’an, ‘Bacalah dan naiklah serta tartîlkan sebagaimana engkau dulu menartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu (di surga) di akhir ayat yang kau baca.’” (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *