Pengkondisian Suasana Hati Saat menghafal Al-Qur’an

Pengkondisian Suasana Hati Saat menghafal Al-Qur’an

12 December 2017 Artikel 0
Hafal Quran Sebulan - Karantina Tahfizh AlQuran Nasional Ilustrasi Menghafal Quran

Pengkondisian suasana hati saat menghafal Al-Qur’an penting dilakukan agar saat menghafal Al-Quran tidak mengalami gangguan konsentrasi dari luar dan dalam diri. Menghafal Al-Quran memerlukan fokus dan hanya memikirkan satu hal yaitu tadabbur Al-Quran dalam hafalan sehingga hafalan lebih berkesan dan cenderung permanen. Apabila hafalan lupa maka dapat dikembalikan dengan lebih mudah karena proses awal yang baik dalam menghafalkannya.

Setidaknya para penghafal Al-Qur’an pernah merasakan 3 kondisi berikut ini:

1. Saat Ayat Dihafalkan Tidak Hafal-hafal

Kebanyakan para pemula dulu sebelum ikut karantina tahfizh mereka merasakan stres, cemas, gelisah, minder, putus asa, sedih, jengkel, marah, kecewa, merasa ragu dan lain sebagainya

Setelah ikut program karantina tahfizh diharapkan peserta merasakan:
– Kebahagiaan karena itu berarti sedang berproses menghafalkan Al-Qur’an
– Kebahagiaan karena pahala menghafal Al-Qur’an didapatkan dari huruf-huruf yang dibaca
– Kebahagiaan karena kosakata yang sulit dihafalkan berarti akan menjadi kemudahan saat bertemu ayat yang mirip
– Kebahagiaan karena terus bersama Al-Qur’an berharap dijadikan “Keluarga Allah”
– Kebahagiaan karena letak kemudahan ada pada saat ada kemauan untuk menghafalkannya

2. Saat Banyak Ayat-ayat Mirip atau Sama

Kebanyakan para pemula dulu sebelum ikut karantina tahfizh mereka merasa pusing, bingung, tertukar tukar sehingga pengulangan bolak-balik merasa terus tertukar.

Setelah mengikuti karantina tahfizh diharapkan peserta merasakan:
– Kebahagiaan karena kosakata maupun ayat yang mirip akan menjadi bonus akselerasi dalam menghafalkan Al-Qur’an
– Kebahagiaan karena adanya 70-80% lebih kosakata yang terus berulang yang itu artinya bisa dirangkai dengan maknanya
– Kebahagiaan karena 5 juz yang dihafalkan disertai tadabbur terjemah akan memudahkan 25 juz berikutnya disebabkan banyaknya ayat atau kosakata yang mirip atau sama.

3. Saat Ayat-ayat Disetorkan dengan Lancar

Inilah puncak kebahagiaan pada saat berhasil setoran hafalan dengan lancar, entah itu per-1 halaman, setoran per-5 halaman, setoran per-10 halaman, setoran per juz, per-2 juz, per-3 juz maupun lebih dari itu terus beproses semoga Allah mampukan kita semua menyetorkan hafalan 30 juz dalam sehari.

Kebahagiaan ini harus dirasakan pula pada saat kondisi 1 dan 2. Bahkan perasaannya harus sama. Sebab jika perasaannya berbeda maka pada saat kesulitan menghafal atau saat banyak ayat serupa biasanya dulu sebelum ikut karantina menyerah dan berhenti menghafalkan Al-Qur’an.

Sadarilah bahwa waktu di karantina tahfizh sangat berharga sekali sehingga harus pandai-pandai mengelola perasaan atau suasana hati untuk selalu interaksi dengan Al-Qur’an.

Jangan mau dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan sendiri. Lebih baik mulai dari sekarang ‘memilih” perasaan yang tepat yang dibutuhkan untuk menunjang cita-cita menghafalkan Al-Qur’an.

Uniknya terkadang kami menemukan beberapa peserta yang justru merasa terbebani dengan hafalan Al-Qur’an yang sudah lancar disetorkannya 1 halaman. Mereka mengira bahwa setelah 30 Juz itu harus lancar dihafalkan dari awal sampai akhir. Padahal mindset kami bukan seperti itu. Melainkan bagaimana pasca karantina tahfizh di rumah bisa muraja’ah melancarkan kembali minimal per 5 halaman, 10 halaman dan seterusnya sebagaimana dijelaskan di atas.

Proses melancarkan hafalan Al-Qur’an merupakan proses seumur hidup sedangkan tidak setiap orang bersedia untuk meluangkan hidupnya bertahun-tahun di lembaga pendidikan tahfizh. Mereka itu biasanya sudah dipenuhi aktivitas kerja, kuliah maupun sekolah.

Nah.. Awal tujuan didirikan Pusat Karantina Tahfizh Nasional diharapkan menjadi solusi bagi siapa pun tanpa batasan usia maupun kesibukan untuk bisa bersama-sama fokus menghafalkan Al-Qur’an dalam waktu singkat untuk kemudian muraja’ah seumur hidup.

Bagaimana teknik-teknik efektif mengelola pikiran perasaan dan metodologi menghafalkan Al-Qur’an Insyaa Allah disampaikan pada hari pertama saat karantina tahfizh.

Memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata’ala semoga kami diberikan kesehatan dan kesemangatan dalam menjaga kalamullah. Semoga kita semua dirahmati Allah dengan Al-Qur’an. Aamiin

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
https://www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security