Meningkatkan ‘Jam Terbang’ Belajar di Karantina Tahfizh Al-Qur’an

Meningkatkan ‘Jam Terbang’ Belajar di Karantina Tahfizh Al-Qur’an

17 August 2018 Artikel 0
Belajar 20 Jam, 100 Jam, 360 jam, 1080 jam dan 10.000 jam bersama Tahfizh Qur’an
 
Penelitian Josh Kaufman dalam buku The First 20 Hours How to Learn Anything Fast dikatakan bahwa untuk menguasai ilmu baru membutuhkan 20 Jam fokus. Walaupun awalnya merasakan kebingungan namun setelah melewati fase tersebut akan mendapatkan kemudahan.
 
Setelah itu menjadi mudah, masih perlu diulang-ulang terus sampai 10.000 jam untuk menjadi level juara dunia di bidang tersebut menurut Malcolm Gladwell dalam buku Outliers: The Story of Success. Sebenarnya dengan 100 jam saja itu sudah cukup bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Begitulah KH. Deden M. Makhyaruddin, Al-Hafizh, untuk menjadi juara dunia di bidang Tahfizh Al-Qur’an & Tafsir pasti beliau telah berinteraksi puluhan ribu jam bersama Al-Qur’an selama bertahun-tahun. Setidaknya 10 juz per hari. Masyaa Allah.
 
Rata-rata atlit juara dunia pun melakukannya. Mari kita perhatikan Tempo.co mengatakan, “Iqbal Chandra Pratama, atlet pencak silat Indonesia yang tampil di Asian Games 2018, memiliki rutinitas tetap di hari-hari latihan. Ia terus dengan keras menggembleng diri. Iqbal berlatih setiap hari 3 kali dan setiap sesi durasi 1-2 jam.” Keren… (y)
 
Waktu itu saya juga begitu namun di bidang Hypnosis dan NLP dan waktu itu masih kurang dalam bidang tahfizh. Sayang banget kan?…
 
Anda tahu, mengapa orang lain menganggap saya begitu mudah memprogram pikiran bawah sadar manusia dengan Hypnosis berbasis NLP?…. Karena saya sudah menangani ribuan klien sejak 2007 dan telah mencapai pembelajaran lebih dari 10.000 jam meskipun sampai sekarang saya menganggap bahwa saya belum menjadi ahli di bidang ini.
 
Saya ingin agar hidup saya bermanfaat lagi maka Hypnosis dan NLP dijadikan landasan untuk mempelajari pikiran kaum muslimin yang ingin menghafalkan Al-Qur’an.
 
Mari bersama-sama investasikan setiap waktu kita minimal 3 jam dari 24 jam yang tersedia untuk fokus bersama Al-Qur’an, apapun profesinya waktu ini biasanya waktu luang.
 
30 menit sebelum shubuh
30 menit setelah shubuh
30 menit waktu dhuha
30 menit ba’da dhuhur
30 menit ba’da maghrib
30 menit sebelum tidur
 
5-10 Tahun ke depan Anda akan menjadi ahli di bidang Anda!…
 
Untuk ilmu-ilmu lainnya cukup pelajari 20 jam saja secara intensif tanpa jeda materi pelajaran lain. Ingatlah tidak setiap ilmu kita harus ahli di bidang itu. Cukuplah yang benar-benar akan dimanfaatkan saja.
 
Belajar 20 jam bahasa Inggris di Pare misalnya, itu akan lebih berhasi dibandingkan belajar 1 jam seminggu sekali selama 6 tahun di sekolah.
 
Belajar 20 jam Nahwu Sharaf metode Tamyiz misalnya, itu akan lebih berhasi dibandingkan belajar 1 jam per minggu selama 6 tahun di pesantren.
 
Untuk memanfaatkan waktu berdasarkan Teknik Podomoro yang dikembangkan oleh Francesco Cirillo pada tahun1980-an, bisa dicoba dengan cara seperti ini:
fokus 25 menit belajar, 5 menit istirahat,
fokus 25 menit belajar, 5 menit istirahat,
fokus 25 menit belajar, 5 menit istirahat,
fokus 25 menit belajar, 5 menit istirahat,
Kemudian istirahat 25 menit.
 
Kalau mau ikut di Pusat Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional silakan boleh untuk menambah jam terbang menghafal Al-Qur’an dan muraja’ah 360 jam dalam waktu sebulan. Insyaa Allah.
 
Sedangkan untuk program Mutqin bisa ikut lagi 1080 jam dalam 3 angkatan, Insyaa Allah siap disimak.
 
Ayo mulai menambah ‘jam terbang’ dalam dunia Tahfizh Al-Qur’an. Kemudian muraja’ah rutin. Semoga Allah memberikan kemauan kita bersama Al-Qur’an.
 
Informasi hub. 081312700100
 
Yadi Iryadi
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security