Memilih Pikiran dan Perasaan Saat Menghafal Al-Qur’an

Memilih Pikiran dan Perasaan Saat Menghafal Al-Qur’an

6 January 2018 Artikel 0
Hafal Quran Sebulan - Karantina Tahfidz AlQuran Nasional
Seorang Licensed Practitioner Neuro Linguistic Programming (NLP) biasanya membuat teknik-teknik mental tertentu untuk memberdayakan sumber daya manusia. NLP bukanlah teknik melainkan bahan dasar untuk melahirkan teknik-teknik mental.
 
Mungkin teknik ini sering dipraktekkan oleh Praktisi lain sebelumnya atau pun baru saya yang menuliskannya. Saya belum tahu dan saya penasaran.
 
Kali ini izinkan saya mencoba membuat simulasi dalam sebuah training bahwa sekitar 200 orang audien untuk bisa memindahkan perasaan dari satu perasaan ke perasaan lainnya dalam satu detik atau kurang.
 
Setiap orang pasti pernah merasakan kebahagiaan, kesedihan, semangat, kemalasan, keminderan, rasa percaya diri, rasa bangga, ketakutan, keberanian, mengingat hal yang lucu dan lain sebagainya.
 
Dalam simulasi ini, saya sebagai trainer mengatakan
 
BAHAGIA …..
(Audien pun mengingat kembali masa-masa kebahagiaan dalam hidupnya)
 
SEDIH
(Audien pun mengingat kembali masa-masa kesedihan dalam hidupnya)
 
Gunakan seluruh indera dan sub modality sehingga melihat, mendengar, merasakan, menghirup bau ataupun wewangian bahkan Indra perasa pengecap lidah dalam imajinasinya.
 
Latihan ini membuat Peserta Training mampu memperbudak pikiran dan perasaan.
 
Saya adalah tuan dari pikiran dan perasaan diri saya sendiri. Saya lepas dari perbudakan hawa nafsu. Hawa nafsu saya adalah budak saya. Saya tahu kapan saya memilih untuk sedih dan saya tahu saya pun berhak untuk bersemangat atas kehendak Allah Subhanahu Wata’ala segala sesuatu memungkinkan untuk terjadi.
 
Begitu pula menghafal Al-Qur’an pun bisa dengan 2 jalan pikiran, perasaan yaitu:
 
1. Dengan susah payah, kelelahan, keletihan disertai perasaan pesimis menghafalkan Al-Qur’an namun terus menerus muraja’ah pasca karantina tahfizh minimal 1 Juz mutqin per-pekan sampai 30 Juz dengan lancar. Cara ini pun bagus.
 
2. Dengan senang hati, penuh semangat, antusias, cita-cita yang kuat, bergerak energik, menyadari bahwa menghafal Al-Qur’an merupakan kemuliaan yang mendatangkan kebahagiaan dunia akhirat sehingga bisa terus menerus memutqinkan minimal 1 Juz per-pekan sampai 30 Juz.
Jika belum mampu bahagia berproses menghafalkan Al-Qur’an mungkin perjuangan berat yang ke-1 bisa dipilih. Atau jika ingin memilih jalur ke-2 juga boleh.
Itu terserah saja…! Semuanya Insyaa Allah berpahala yang penting niatkan ibadah.
 
Yadi Iryadi
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Licensed Practitioner Neuro Linguistic Programming
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *