Memanfaatkan NLP & Hypnosis untuk Belajar Mengajar Al-Qur’an

Memanfaatkan NLP & Hypnosis untuk Belajar Mengajar Al-Qur’an

6 June 2017 Artikel 0

Sudah dijelaskan tapi belum paham juga berarti yang menjelaskannya belum maksimal atau yang dijelaskan belum menghadirkan niat spesifik yang hendak dicapai.

Misalnya, ketika belajar bahasa Arab, “Saya berniat belajar isim dhamir sampai Hafal dan paham perubahannya terhadap fi’il.”

Misalnya ketika menghafal Al-Qur’an, “Saya berniat menghafalkan Al-Qur’an disertai tadabbur maknanya supaya saat ayat dibaca terjemah dibayangkan” (metode Yadain Litahfizhil Qur’an)

Cara kerja pikiran manusia menyaring informasi:

Generalisasi : ambil globalnya saja

Distorsi : ambil yang mau diingat saja

Delesi : hapus bagian yang dianggap tidak penting

Fatalnya, kata-kata “lupa”, “susah”, “sulit”, “malas”, itu cukup efektif membuat penolakan/mental blok (reticuler activating system) semakin kuat untuk tidak bisa menyadari 100% dari apa yang sudah dipelajari padahal sudah masuk ke pikiran bawah sadar.

Butuh kreativitas guru untuk menembus faktor kritis dari hambatan belajar murid.

Caranya:

  1. Repetisi/pengulangan
  2. Figur otoritas
  3. Identifikasi kelompok
  4. Lingkungan
  5. Sugesti, doa, kata-kata motivasi
  6. Emosi yang intens/perasaan
  7. Submodality / panca indera
  8. Building rapport & building trust
  9. hmmm… Nanti mikir apa lagi ya…

Contoh aplikasinya:

  1. Guru ngaji saya dulu mencontohkan huruf ف saja sampai berulang-ulang 70 kali atau sampai 1 murid orang Sunda mampu mengucapkannya. (Repetisi)
  2. Menjaga wibawa, menjaga Marwah (figur otoritas)
  3. Mengelompokkan berdasarkan kemampuan (identifikasi kelompok)
  4. Lingkungan kondusif buat belajar
  5. Kata-kata guru membuat murid semakin semangat belajar (sugesti, doa)
  6. Perasaan belas kasihan, perhatian, mengajarkan sepenuh hati (emosi yang intens)
  7. Menggunakan kata-kata frasa yang direspon oleh panca indera, “perhatikan”, “lihat”, “dengarkan”, “rasakan”, “di bagian ini”. (Submodality/fungsi panca indera internal)
  8. Menjalin keakraban, kepercayaan bahwa pembelajaran ini mudah dilakukan (building rapport building trust)
  9. Masih mikir lagi… Pasti ada caranya… Memodel dari guru-guru ngaji yang berhasil mencetak murid-murid yang berprestasi.

Mental blok menghalangi atau bahkan mendukung 90% keberhasilan belajar.

Apa yang masuk ke dalam pikiran kita sebenarnya 100% namun disaring oleh mental blok sehingga yang mampu diingat hanya 10% saja dari apa yang sudah dipelajari.

Yakinlah bahwa apa yang sudah kita pelajari dan dihafalkan itu tidak hilang. Materi ilmu itu mengendap di pikiran bawah sadar sehingga menunggu pelajar untuk memutar ulang apa yang telah dipelajari.

Keinginan terbesar dalam hidup penghafal Al-Qur’an adalah memutar ulang hafalan yang telah dihafalkan sampai Al-Qur’an menjaga penghafalnya dengan selalu dibaca.

Inilah ikhtiar manusia yang serba terbatas karena ada yang tanpa batas yaitu Allah Subhanahu Wata’ala.

Ar-Rahman (Allah) yang mengajarkan Al-Qur’an, menciptakan manusia pandai berbicara.

Rabb (Allah) yang mengajarkan membaca dan menulis dengan perantaraan Qalam (pena).

Rabbi Zidni ‘ilman… Warzuqni Fahman..

Silakan hubungi bagian pendaftaran WA/SMS/Telp 081312700100

atau langsung isi formulir online di www.hafalquransebulan.com

Yadi Iryadi
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *