Apakah benar sebulan bisa hafal Al-Qur’an

Apakah benar sebulan bisa hafal Al-Qur’an

1 January 2018 Artikel 0
Wisuda karantina tahfizh alquran nasional

Ketika ada yang mempertanyakan apakah benar sebulan bisa hafal Al-Qur’an 30 Juz?… Benarkah, bisa “Hafal Quran Sebulan”?

Saya katakan benar 30 Juz namun setorannya masih per-1 halaman sampai 30 Juz.

Publikasi program Karantina Hafal Quran Sebulan terus menyebar dari para alumni yang sudah merasakan langsung proses menghafal Al-Quran di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional.

Rasa penasaran bagaimana program ini telah diikuti lebih dari sepuluh ribu umat Islam dari berbagai provinsi di Indonesia dan mancanegara.

Agar kabar baik ini bisa dipahami oleh Calon Peserta Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional maka akan dijelaskan pada artikel ini.

Proses menghafal Al-Quran memiliki berbagai macam metode dan sistem pendidikan. Sudah dipastikan bahwa ada perbedaan antara satu lembaga pendidikan tahfizh Al-Quran dengan yang lainnya.

Program Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional meliputi pilihan sebagai berikut:

  • Karantina Tahsin Sabtu Ahad
  • Karantina Tahfizh satu pekan menghafal target 5 juz
  • Karantina Tahfizh satu pekan menghafal target 10 juz
  • Karantina Tahfizh satu pekan menghafal target 15 juz
  • Karantina Hafal Quran Sebulan target 30 juz
  • Karantina Mutqin 3 bulan 30 juz

Hal yang membuat banyak orang penasaran yaitu bagaimana proses menghafal Al-Quran di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional.

Kali ini kita akan fokus membahas karantina hafal quran sebulan dan program karantina mutqin 3 bulan.

Selama proses karantina tahfizh, peserta diharuskan mengikuti standarisasi tahsin tilawah Al-Quran dan pembekalan Metode Yadain Litahfizhil Quran.

Setoran hafalan Al-Quran dilakukan selama 12 jam efektif belajar. Dari 12 jam yang disediakan setidaknya ada 10 jam proses menghafalkannya tanpa jeda pelajaran lainnya.

Baca juga: Mengejar Ketertinggalan Berbekal Rasa Penasaran

 

Tahap awal yang dilakukan apabila sudah mampu membaca Al Qur’an sesuai kaidah tajwid yaitu dengan cara menyetorkan hafalan Al-Quran per hari beberapa halaman secara terus-menerus dengan target khatam 30 juz. Ini merupakan proses permulaan menghafal Al-Quran di karantina tahfizh. Apabila ingin melancarkan maka memerlukan proses 5-15 menit per halaman. 

Tahapan kedua yaitu mengkhatamkan lagi hafalan Al-Quran 30 juz dengan cara setoran hafalan Al-Quran per-5 halaman setiap kali hafalan disimak. Setelah khatam kemudian setoran per-10 halaman sampai 30 Juz. 

Selanjutnya setoran per-1 Juz sampai 30 Juz.

 Selanjutnya setoran per-5 Juz sampai 30 Juz.

 Selanjutnya setoran per-10 Juz sampai 30 Juz.

 Selanjutnya setoran per-15 Juz sampai 30 Juz.

 Selanjutnya setoran per-30 Juz.

Selanjutnya muraja’ah fami bisyauqin yang artinya mulutku dalam kerinduan atau  artinya bibirku selalu rindu dengan Qur’an. Tilawah Al Quran memulai pada hari Jum’at dan khatam pada hari Kamis.

Aus bin Huzaifah Rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagaimana cara mereka membagi Al-Quran untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: “kami kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat qaaf hingga khatam (Al-Quran)”. (HR. Ahmad).

Jadi mereka membagi wirid sebagai tradisi membaca Al-Quran seperti berikut ini:

– Hari pertama: membaca surat “Al Fatihah” hingga akhir surat “An-Nisa”,

– Hari kedua: dari surat “Al Maidah” hingga akhir surat “At-Taubah”,

– Hari ketiga: dari surat “Yunus” hingga akhir surat “An-Nahl”,

– Hari keempat: dari surat “Al Isra” hingga akhir surat “Al Furqan”,

– Hari kelima: dari surat “Asy Syu’ara” hingga akhir surat “Yaasin”,

– Hari keenam: dari surat “Ash-Shafat” hingga akhir surat “Al Hujurat”,

– Hari ketujuh: dari surat “Qaaf” hingga akhir surat “an-Naas”.

Para ulama menyingkat wirid nabi dengan Al-Qur’an menjadi kata: ” Fami Bisyauqin ( فمي بشوق ) “, dari masing-masing huruf tersebut menjadi simbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi pada setiap harinya maka:

 – huruf “Fa” simbol dari surat “Al-Fatihah”, sebagai awal wirid beliau hari pertama,

 – huruf “Mim” simbol dari surat “Al-Maidah”, sebagai awal wirid beliau hari kedua,

 – huruf “Ya” simbol dari surat “Yunus”, sebagai wirid beliau hari ketiga,

 – huruf “Ba” simbol dari surat “Bani Israil (nama lain dari surat al isra)”, sebagai wirid beliau hari keempat,

 – huruf “Syin” simbol dari surat “Asy Syu’ara”, sebagai awal wirid beliau hari kelima,

 – huruf “Wau” simbol dari surat “Wa Shafaat”, sebagai awal wirid beliau hari keenam,

 – huruf “Qaaf” simbol dari surat “Qaaf”, sebagai awal wirid beliau hari ketujuh hingga akhir surat “An-Nas”.

Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa membantu kami agar selalu mengikhlaskan hati ini dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur’an Al-Karim.

Segala kemudahan menghafal Al-Qur’an adalah karunia Allah Subhanahu Wata’ala. Dan pada saat kesulitan pun baik di Pusat Karantina Tahfizh Al-Qur’an maupun setelah menjadi alumni semoga Allah senantiasa memudahkan kita semua untuk membacanya. Aamiin 

Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
www.hafalquransebulan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security